Plastik Dilarang, Ini Cara Kreatif Warga Thailand Bawa Belanjaan: Gunakan Ember, Guci hingga Gerobak
Di Thailand penggunaan plastik sekali pakai dilarang, masyarakat Thailand pun kreatif menggunakan berbagai wanah untuk membawa barang belanjaan mereka
Penulis: Rica Agustina
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Mulai tahun 2020 ini Thailand melakukan larangan penggunaan kantong plastik sekali pakai kepada para penjual.
Akibat larangan tersebut, toko-toko di Thailand sudah tak lagi menyediakan kantong plastik untuk para pembeli.
Kini pembeli yang akan berbelanja harus membawa sendiri wadah untuk barang-barang belanjaan yang mereka beli.
Sementara itu, beredar di media sosial Twitter foto-foto pembeli-pembeli kreatif yang membawa gerobak dorong, jaringan ikan, karung, gantungan baju, ember, bahkan traffic cone untuk membawa barang belanjaannya.
Foto-foto yang di unggah oleh pengguna Twitter, @sihamese ini pun telah mendapatkan 179 ribu retweet dan telah disukai pengguna lain sebanyak 624 ribu.
Dilansir dari reuters.com, masyarakat Thailand memang mempunyai kesadaran akan risiko pencemaran lingkungan yang terjadi akibat sampah plastik.
Sebab, sebelumnya di Thailand terjadi insiden di mana hewan rusa dan ikan dugong ditemukan mati dengan sampah plastik di dalam perutnya.
Thailand pun sempat ditetapkan menduduki peringkat ke enam negara yang menyumbang sampah plastik ke lautan.
"Thailand berada di peringkat ke-6 di antara negara-negara di dunia yang membuang sampah ke laut," kata Menteri Sumber Daya Alam dan Lingkungan Varawut Silpa-Archa dikutip dari Reuters.com.
"Namun, selama lima bulan terakhir, kami turun ke urutan 10," sambungnya.
Varawut Silpa-Archa mengatakan, Thailand telah mengurangi penggunaan kantong plastik sebanyak 2 miliar atau sekitar 5.765 ton pada tahun 2019 lalu.
Tahun 2019 merupakan fase pertama kampanye pelarangan penggunaan sampah plastik sekali pakai.
Tahun 2020 kali ini pemerintah Thailand semakin gencar melakukan kampanyenya.
Varawut Silpa-Archa menyebut, tantangan dalam kampanye yang dilakukan pemerintah yakni mengubah cara berpikir dan perilaku masyarakat.
“Tidak mudah mengubah cara berpikir dan perilaku orang-orang itu,” katanya.
(Tribunnews.com/R Agustina)