Iran Serang Pangkalan AS di Irak atas Nama Qasem Soleimani, Trump Konsultasi dengan Pihak Keamanan
Iran melakukan serangan rudal balas dendam ke pangkalan AS di Irak atas kematian Qasem Soleimani, Rabu (8/1/2020).
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Rabu (8/1/2020) dini hari waktu setempat, Iran menyerang pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Irak menggunakan rudal jelajah.
Serangan tersebut dilakukan Korps Garda Republik Iran dalam rangka balas dendam atas kematian Komandan Pasukan Quds, Qasem Soleimani pada Jumat (3/1/2020) lalu.
Tak hanya sekali, serangan rudal telah dilakukan Iran sebanyak dua kali.
Iran menyerang pangkalan AS di Erbil, Irak Utara dan Al Asad, Irak Barat.
Dikutip Tribunnews dari Daily Mirror, Donald Trump telah diberi pengarahan mengenai serangan Iran terhadap pangkalan AS di Irak.
Ia juga tengah berkonsultasi dengan pihak keamanan nasional.
"Kami mengetahui laporan serangan terhadap fasilitas AS di Irak," terang Juru Bicara Gedung Putih, Stephanie Grisham, dalam sebuah pernyataan.
"Presiden (Donald Trump, red) telah diberi pengarahan dan sedang memantau situasi secara cermat, dan berkonsultasi dengan tim keamanan nasionalnya," lanjutnya.
Pangkalan AS yang menjadi target serangan Iran merupakan pangkalan militer terbesar.
Trump pernah mengunjungi pangkalan militer AS tersebut pada 2018 silam.
Serangan rudal terjadi saat 450 tentara Inggris, di antara 5.000 tentara AS, diyakini tengah merencanakan evakuasi darurat untuk Irak.
Evakuasi darurat dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya perang dengan Iran.
Seorang warga Kurdi mengatakan, perang telah dimulai setelah ia mendengar ada ledakan besar di Erbil.
"Kami telah menunggu, ada ledakan besar di Erbil sekarang (Rabu, red) dan semua orang percaya perang telah dimulai."