SBY Angkat Bicara Soal Potensi Perang Iran dan Amerika Serikat
Ketegangan yang terjadi antara Iran dan Amerika Serikat ditanggapi oleh Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ikut buka suara terkait ketegangan yang terjadi antara Iran dan Amerika Serikat.
SBY menyerukan agar para pemimpin di dunia tidak melakukan pembiaran.
Hal ini diungkapkan SBY melalui rilis resmi akun Facebook-nya, Selasa (7/1/2020).
"Saya pribadi termasuk orang yang tak mudah percaya bahwa krisis di Timur Tengah saat ini bakal menjurus ke sebuah perang besar. Apalagi perang dunia," tulis SBY.
"Namun, saya punya hak untuk cemas dan sekaligus menyerukan kepada para pemimpin dunia agar tidak abstain, dan tidak melakukan pembiaran," lanjutnya.
SBY Soroti Tewasnya Jenderal Qassem Soleimani
Selain itu, SBY mengaku selalu mengikuti perkembangan panasnya hubungan Iran dengan Amerika Serikat melalui pemberitaan media internasional.
Termasuk kabar tewasnya perwira militer senior Iran dalam Pasukan Pengawal Revolusi Islam, Jenderal Iran Qassem Soleimani.
"Pasca tewasnya Jenderal Iran Qassem Soleimani oleh serangan udara Amerika Serikat beberapa hari lalu, siang dan malam saya mengikuti pemberitaan media internasional," ujarnya.
SBY mengaku mengikuti aksi dan reaksi politik berbagai pihak.
Terutama, aksi dan reaksi yang dilakukan oleh Irak, Iran, dan Amerika Serikat.
Tidak hanya menyoroti pada tingkat pemimpin, SBY juga menyoroti eksekutif, legislatif, militer, bahkan rakyatnya.
SBY mengaku tidak mudah untuk menjawab akankah ketegangan Iran dan Amerika Serikat akan berujung pada perang besar.
"Jawabannya tentu tak mudah. Saya yakin tak ada yang berani memastikan perang itu pasti terjadi. Atau sebaliknya," ungkapnya.