Terungkap! Kasus Predator Seks Reynhard Sinaga Sudah sejak 2017, Ini Alasan Baru Dipublikasikan 2020
Berikut alasan kasus Reynhard Sinaga yang terjadi sejak 2017, baru dipublikasikan ke publik setelah putusan dibacakan oleh pengadilan Manchester.
Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Editor: Ifa Nabila
"Bukannya menutupi tapi menghormati keputusan pengadilan yang menetapkan atau tidak mempublikasikan masalahnya," ujarnya.
Thomas juga turut memberikan apresiasi kepada sikap media massa di Inggris.
Dimana mereka baru memberitakan perkara ini bersamaan setelah putusan dibacakan oleh pengadilan.
"Semua media disana taat atas apa keputusan pengadilan," ujarnya.
"Saya kira harus diapresiasi ya bagaimana menghormati privasi orang," imbuhnya.
Sementara itu dikutip dari Manchester Evening News, Rabu (8/1/2020), sejak kasus Reynhard mulai disidangkan, pengadilan setempat menerbitkan larangan pemberitaan atau media-blackout.
Hal ini menyangkut atas kode etik khusus untuk meliput di pengadilan.
Adapun dua fungsi dalam diberlakukan larangan pemberitaan tersebut.
Pertama larangan itu dapat menjamin Reynhard menjalani persidangan secara adil dalam empat proses persidangannya, karena juri dalam persidangan itu tidak tahu bukti, atau vonis sebelumnya.
Diketahui, banyaknya korban dalam perkara Reynhard ini membuat kasusnya dibagi menjadi empat persidangan terpisah.
Kedua, Karena para detektif Manchester meyakini bahwa jumlah korban sebenarnya dapat mencapai hingga 195 orang, namun identitasnya hingga kini belum seluruhnya diketahui.
Pihak kepolisian berpikir mungkin akan ada lebih banyak korban Reynhard yang muncul.
Sehingga jika kasus ini diberitakan oleh media massa sejak awal, dikhawatirkan akan membuat para saksi ataupun korban enggan memberikan keterangan ataupun bukti di pengadilan.
Diketahui, Reynhard Sinaga merupakan seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang kini tengah menempuh pendidikan S3-nya di Inggris.