Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jokowi Singgung Konflik Iran-AS Saat Bertemu Pangeran Abu Dhabi

Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang mendampingi Presiden Jokowi dalam kunjungan ke UEA.

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Jokowi Singgung Konflik Iran-AS Saat Bertemu Pangeran Abu Dhabi
Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengadakan pertemuan bilateral dengan Putra Mahkota Abu Dhabi dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata PEA Mohamed bin Zayed di Istana Kepresidenan Qasr Al Watan di Abu Dhabi, PEA, Minggu 12 Januari 2020. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut menyinggung ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran, dalam pertemuan dengan pimpinan Uni Emirat Arab (UEA).

Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang mendampingi Presiden Jokowi dalam kunjungan ke UEA.

Menurutnya, Presiden Jokowi sedikit menyinggung masalah ketegangan di Timur Tengah tersebut dalam pertemuan dengan Pangeran Abu Dhabi Mohammed Bin Zayed (MBZ).

Namun, kata Retno, pembahasan ini tidak fokus karena inti pembahasan dalam pertemuan keduanya lebih kepada masalah ekonomi.

Baca: Presiden Jokowi akan Jadi Pembicara Kunci di Abu Dhabi Sustainable Week

Ia menjelaskan, Indonedia turut berusaha meredam ketegangan kedua negara tersebut dengan menghubungi Menteri Luar Negeri Vietnam sebagai Presiden Dewan Keamanan PBB.

"Jadi, kita cukup banyak untuk mengirimkan pesan, untuk meng-encourage agar eskalasi yang lebih jelek tidak terjadi lagi," ujar Retno yang dikutip dalam lama Seskab.go.id, Senin (13/1/2020).

Retno mengatakan, saat ini warga Negara Indonesia yang berada di Iran khawatir terjadinya perang terbuka dan dapat mempengaruhi perekonomian dunia.

Berita Rekomendasi

“Perang itu akan berpengaruh pasti terhadap ekonomi dunia yang sudah tanpa perang pun sudah tertekan, tertekan terus ke bawah,” kata Retno.

Tercatat, jumlah WNI yang ada di Iran lebih dari 400 dan di Irak lebih dari 800. Namun, diperkirakan jumlah yang ada pasti lebih besar dari data yang kita diterimanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas