Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ternyata 90 Persen Orang Jepang Banyak yang Salah Pengertian Mengenai Ninja

Tak hanya orang asing, ternyata sebanyak 90 persen orang Jepang banyak yang salah pengertian mengenai Ninja di zaman sekarang ini.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Ternyata 90 Persen Orang Jepang Banyak yang Salah Pengertian Mengenai Ninja
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Para Ninja sedang berpose dengan baju Ninja hitam yang sebenarnya diperuntukkan bagi konsumsi film. 

Laporan Koresponden ‪Tribunnews.com‬, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Tak hanya orang asing, ternyata sebanyak 90 persen orang Jepang banyak yang salah pengertian mengenai Ninja di zaman sekarang ini.

"Tadinya Ninja itu sama dengan rakyat biasa, para petani yang hidup biasa di desa-desa. Pakaiannya pun biasa layaknya petani umumnya di Jepang," papar Jinichi Kawakami, salah satu ninja terakhir yang ada di Jepang saat ini berusia 70 tahun, kepada Tribunnews.com belum lama ini.

Kawakami menurutnya saat ini memiliki 13 murid yang tersebar di Jepang mulai utara Jepang sampai Fukuoka selatan Jepang.

"Mereka (Red: para muridnya) mempelajari sejarah ninja dan juga ninjutsu dengan baik. Bagi yang mau belajar ninja ya silakan saja kepada salah satu dari 13 orang tersebut," lanjut ninja kelahiran Wakasa Perfektur Fukui dari klan Koga generasi ke-21 di Perfektur Shiga Jepang itu.

Ninja pada dasarnya ada di banyak tempat di Jepang. Namun pada akhirnya tersisa hanya klan Koga (Perfektur Shiga) dan klan Iga (Perfektur Mie) yang berlokasi bertetangga.

Baca: Mulai Februari Anak-anak di Kagawa Jepang Tak Boleh Main Ponsel Mulai Jam 22.00

Baca: Tekanan kepada Mantan Menteri Kehakiman Jepang Semakin Kuat Setelah Kantornya Digerebek

"Tadinya Iga dan Koga memang jadi satu, tetapi kemudian terpecah dua karena wilayah jadi berbeda. Yang satu masuk Perfektur Shiga satu lagi masuk Perfektur Mie," kata dia.

Berita Rekomendasi

Diakuinya pula ada pertempuran antara kedua klan di masa lalu yang sebenarnya tidak perlu terjadi.

Kawakami juga profesor Ninja di Universitas Mie khususnya di pusat penelitian kolaborasi sosial, juga penasihat bahkan salah stau pendiri dari Dewan Ninja Jepang (Japan Ninja Counci).

Saat ini Kawakami ingin sekali meluruskan citra Ninja yang dianggapnya banyak salah pengertian di masyarakat termasuk juga di masyarakat Jepang.

Jinichi Kawakami (71), Ninja terakhir Jepang.
Jinichi Kawakami (71), Ninja terakhir Jepang. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

"Orang Jepang umumnya salah pengertian mengenai ninja. Pertama, meragukan apakah memang benar ada ninja? Jangan-jangan hanya main-main saja, tokoh yang dimunculkan untuk pembuatan film di Jepang? Begitulah prasangka banyak orang Jepang saat ini," kata dia.

Yang kedua, menurutnya, pemikiran orang Jepang umumnya, 90 persen dan orang asing juga, ninja adalah orang yang suka berkelahi, berperang, bertempur, sehingga karena itulah menarik.

"Kalau tidak berkelahi ya tidak menarik dong. Begitu kan pikiran kita? Itu lah hal yang salah. Ninja justru tidak berkelahi, tidak untuk berperang, justru menghindari perkelahihan. Kalau pun terpaksa hanya membela diri sejenak lalu berusaha melarikan diri, menghindari pertempuran," tambahnya.

Kini terbentuk citra yang salah mengenai ninja, seorang kesatria yang jago berperang di benak banyak orang.

Baca: BREAKING NEWS: Pengacara Jepang Carlos Ghosn Mengundurkan Diri

Baca: Pebulutangkis Jepang Kento Momota Cedera Berat Walau Tak Terlihat

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas