Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lagu 'Gong Xi Gong Xi’ Ternyata Bukan untuk Perayaan Imlek, Rupanya Punya Asal-Usul yang Kelam

Lagu klasik China yang berjudul 'Gong Xi Gong Xi' sudah tidak asing lagi saat perayaan Tahun Baru China, atau Imlek.

Penulis: garudea prabawati
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Lagu 'Gong Xi Gong Xi’ Ternyata Bukan untuk Perayaan Imlek, Rupanya Punya Asal-Usul yang Kelam
(Tangkap layar Simple Wikipedia dan projectpengyou.org)
Ternyata Lagu 'Gong Xi Gong Xi’ Bukan untuk Perayaan Imlek, Rupanya Punya Asal-Usul yang Kelam. (Tangkap layar Simple Wikipedia dan projectpengyou.org) 

TRIBUNNEWS.COM - Lagu klasik China yang berjudul 'Gong Xi Gong Xi' sudah tidak asing lagi saat perayaan Tahun Baru China, atau Imlek.

Namun rupanya dalam lagu tersebut sama sekali tidak berisi tentang Imlek, melainkan memiliki asal-usul yang kelam, karena berhubungan dengan peperangan.

Dilansir dari World Of Buzz, banyak orang gagal paham, dengan lagu Gong Xi Gong Xi, lantraan lagu tersebut sangat riang dan ceria, dan liriknya berisi tentang keselamatan dan harapan yang baik untuk semua orang.

Berdasarkan lirik lagu tersebut tertulis sambutan musim semi untuk beberapa kali, dan diterjemahkan menjadi "angin musim semi yang hangat akan membangunkan bumi", dan dan juga ada lirik yang berarti"menantikan berita musim semi".

Sehingga disebutkan lirik lagu tersebut tidak menyebutkan satu hal pun tentang Tahun Baru Imlek.

Orang-orang salah mengira lagu ini sebagai sambutan musim semi karena Tahun Baru China biasanya disebut sebagai Festival Musim Semi.

Asal-usul dari Peperangan

Simple Wikipedia
Pembantaian Nanking
Simple Wikipedia Pembantaian Nanking ()
Berita Rekomendasi

Lagu itu diciptakan tertertanggal tahun 1945 ketika China memenangkan Perang Tiongkok-Jepang Kedua, pada perang dunia kedua.

Menurut Britannica, Perang Tiongkok-Jepang Kedua pecah pada tahun 1937 ketika China memulai perlawanan skala penuh terhadap pengaruh Jepang dan ekspansi di wilayahnya.

Selama periode itu, Pembantaian Nanjing (juga dikenal sebagai Pembantaian Nanking) telah terjadi, menewaskan sebanyak 300.000 warga sipil Tiongkok dan menyerahkan pasukan hanya dalam beberapa minggu.

Di atas pembantaian itu, komandan Jepang Matsui Iwane telah memerintahkan untuk memperkosa puluhan ribu wanita.

Sebuah surat kabar menuliskan "Kontes Untuk Mengurangi 100 Orang", sebuah kompetisi brutal di mana dua tentara Jepang saling menantang untuk membantai sebanyak mungkin orang.

Dalam berbagai peristiwa, China menerima bantuan dari luar menjelang akhir periode perang.

Selain itu, Jepang akhirnya menyerah pada 2 September 1945 setelah pemboman atom di Hiroshima dan Nagasaki.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas