Warga Jepang Pilih Mengembalikan Barang yang Ditemukan Kecuali Payung, Ini Alasannya
Norma budaya, pengaruh agama yang kompleks, dan petugas kepolisian yang ramah membuat kehilangan barang di Jepang bukan masalah besar.
Editor: Sugiyarto
Justru malah lebih langka jika dompet itu tidak kembali.
Apa untungnya bagi penemu yang cukup jujur dan menyerahkan barang yang ditemukannya?
Tampaknya bukan untuk imbalan.
Dari 156 ribu ponsel yang dikembalikan pada tahun itu, tidak ada barang yang diberikan kepada penemu atau diklaim oleh Negara (17 persen ponsel yang pemiliknya tidak ditemukan, dihancurkan).
Para petugas di kantor polisi Jepang, yang lingkupnya kecil (disebut kōban), memiliki citra yang sangat berbeda dibanding polisi di tempat lain.
Pos polisi semacam itu berlimpah di kota-kota Jepang (di Tokyo ada 97 per 100 kilometer persegi, dibandingkan dengan 11 kantor polisi per 100 kilometer persegi di London).
Artinya, Anda tidak pernah terlalu jauh dari bantuan.
Para polisi yang ditempatkan di sana ramah.
Mereka terkenal sering memarahi remaja yang nakal atau membantu orang tua menyeberang jalan.
"Jika seorang anak melihat polisi di jalan, mereka biasanya menyapa mereka," kata Masahiro Tamura, seorang pengacara dan profesor hukum di Universitas Kyoto Sangyo, Jepang.
"Untuk orang tua yang tinggal di lingkungan itu, petugas polisi kerap melakukan pengecekan ke tempat tinggal mereka untuk memastikan mereka baik-baik saja."
Para petugas ini sangat disayang, sehingga mereka menjadi subyek seri buku komik terkenal yang disebut Kochikame: Tokyo Beat Cops yang sudah dibuat selama 40 tahun.
"Menyerahkan barang yang hilang atau terlupakan adalah sesuatu yang diajarkan pada usia muda," kata Tamura.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.