Antisipasi Skenario Terburuk Virus Corona, AS Kembangkan Vaksin, Berapa Lama Prosesnya?
Pemerintah Amerika Seriakt (AS) mengatakan mereka saat ini sedang mengembangkan vaksin untuk melawan virus mematikan itu.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
"Kami mendesak China, lebih banyak kerja sama dan transparansi adalah langkah paling penting yang dapat diambil agar lebih efektif," kata Azar.
"Pada Senin (6/1/2020) kami menawarkan untuk mengirim tim CDC ke China yang dapat membantu upaya kesehatan masyarakat ini," katanya.
Azar mengatakan, ia mengulangi tawaran bantuan tersebut ketika berbicara dengan Menteri Kesehatan China pada Senin.
Tawaran itu kembali diulangi lagi melalui Pemimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (29/1/2020) di Beijing.
Coronavirus di Eropa
Sementara itu, serangan virus corona yang menyebar cepat ke banyak negara mencemaskan Eropa.
Pejabat Kesehatan Jerman mengatakan pada Selasa kemarin, bahwa saat ini negara itu memiliki empat kasus yang dikonfirmasi terinfeksi virus corona.
Semua pasien terinfeksi itu merupakan karyawan di sebuah perusahaan Bavaria yang baru-baru ini dikunjungi oleh seorang kolega dari China.
Dikutip dari laman thelocal.de, Rabu (29/1/2020), Kementerian Kesehatan di wilayah Bavaria Selatan Jerman mengatakan dalam sebuah pernyataan resmi, bahwa mereka telah mendeteksi lebih lanjut terkait tiga kasus baru ini.
Hal itu dilakukan setelah seorang laki-laki Jerman berusia 33 tahun tertular virus dari kolega Chinanya.
"Pasien-pasien ini semuanya adalah karyawan di distrik Starnberg, tempat orang pertama terkena virus itu," tulis Kementerian Kesehatan Jerman dalam keterangan resminya.
Kementerian tersebut menambahkan, 40 karyawan lainnya yang bekerja di pemasok suku cadang mobil Webasto juga telah diidentifikasi melakukan kontak secara dekat dengan pasien pertama dan mereka akan diperiksa pada Rabu ini.
Keempat pasien terinfeksi itu saat ini berada di ruang isolasi di rumah sakit Munich.
Pasien pertama Jerman merupakan laki-laki berusia 33 tahun, dan jatuh sakit setelah menghadiri sesi pelatihan yang dipandu oleh seorang kolega yang berasal dari China yang berkunjung pada 21 Januari lalu.
Tidak seperti pasien lainnya yang terkena wabah virus corona di Eropa, laki-laki ini tertular penyakit tersebut tanpa harus pergi ke China.