Istri Kobe Bryant, Vanessa Bryant Buka Suara: Terima Kasih Atas Semua Doanya, Kami Membutuhkannya
Dalam unggahan foto di akun Instagramnya @vanessabryant, ia menuliskan duka mendalam atas kepergian suami dan sang anak terkasih, Gianna Bryant.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Setelah kecelakaan helikopter yang menewaskan pebasket Kobe Bryant, sang istri, Vanessa Bryant akhirnya buka suara.
Dalam unggahan foto di akun Instagramnya @vanessabryant, ia menuliskan duka mendalam atas kepergian suami dan sang anak terkasih, Gianna Bryant.
Dalam captionnya, Vannesa menerangkan keluarganya merasakan kehilangan yang sangat besar oleh kematian Kobe Bryant dan Giana.
Ia juga berduka atas kematian tujuh penumpang yang kehilangan nyawanya dalam kecelakaan helikopter tersebut.
Vannesa mengatakan tidak yakin apa yang ada dalam hidup keluarganya setelah kecelakaan sang suami.
Ibu dari empat orang anak Kobe Bryant itu mengaku tidak mungkin membayangkan hidup tanpa Kobe Bryant dan Giana.
"Tapi kami bangun setiap hari, berusaha untuk bangkit, karena Kobe, dan anak perempuan kami, Gianna, menerangi kami untuk terus melangkah," katanya.
"Cinta kami bagi mereka tidak ada habisnya, dan bisa dikatakan, tak terukur," tambahnya.
"Aku hanya berharap, aku bisa memeluk mereka, mencium mereka, dan mendoakan mereka, membawa mereka ke sini, bersama kami, selamanya," terangnya.
"Gadis-gadis saya dan saya ingin mengucapkan terima kasih kepada jutaan orang yang telah menunjukkan dukungan dan cinta selama masa yang mengerikan ini. Terima kasih atas semua doanya.
Kami pasti membutuhkannya.
Kami benar-benar hancur oleh kehilangan mendadak suamiku yang memujaku, Kobe - ayah yang luar biasa dari anak-anak kami; dan Gianna saya yang cantik dan manis - seorang putri yang penuh kasih, perhatian, dan luar biasa, dan saudari yang luar biasa untuk Natalia, Bianka, dan Capri.
Kami juga hancur untuk keluarga yang kehilangan orang yang mereka cintai pada hari Minggu, dan kami berbagi dalam kesedihan mereka secara intim.
Tidak ada kata yang cukup untuk menggambarkan rasa sakit kita saat ini. Saya merasa nyaman mengetahui bahwa Kobe dan Gigi tahu bahwa mereka sangat dicintai.
Kami sangat diberkati karena memilikinya dalam hidup kami.
Saya berharap mereka ada di sini bersama kita selamanya. Itu adalah berkat indah kita yang diambil dari kita terlalu cepat.
Saya tidak yakin apa yang ada dalam hidup kita hari ini, dan tidak mungkin membayangkan hidup tanpa mereka.
Tapi kami bangun setiap hari, berusaha terus mendorong karena Kobe, dan bayi perempuan kami, Gigi, menyinari kami untuk menerangi jalan.
Cinta kita untuk mereka tidak ada habisnya - dan itu bisa dikatakan, tak terukur.
Saya hanya berharap saya bisa memeluk mereka, mencium mereka dan memberkati mereka.
Miliki mereka di sini bersama kami, selamanya.
Terima kasih telah berbagi kegembiraan, kesedihan dan dukungan Anda dengan kami.
Kami meminta Anda memberi kami penghormatan dan privasi yang kami butuhkan untuk menavigasi kenyataan baru ini.
Untuk menghormati keluarga Team Mamba kami, Yayasan Olahraga Mamba telah menyiapkan Dana MambaOnThree untuk membantu mendukung keluarga lain yang terkena dampak tragedi ini.
Untuk menyumbang, silakan kunjungi MambaOnThree.org.
Untuk lebih lanjut warisan Kobe dan Gianna dalam olahraga pemuda, silakan kunjungi MambaSportsFoundation.org.
Terima kasih banyak telah mengangkat kami dalam doa-doa Anda, dan karena mencintai Kobe, Gigi, Natalia, Bianka, Capri dan saya," " tulisnya.
Vannesa meminta agar keluarganya dihargai dan diberi privasi atas kenyataan mendadak yang tengah dihadapi.
Gianan atau yang dikenal dengan Gigi, diketahui memiliki minat dan bakat seperti sang ayah.
Kecelakaan yang merenggut nyawa ayah dan anak itu kabarnya saat mereka tengah dalam perjalanan menuju Mamba Sport Foundation.
Kobe Bryant meninggalkan sang istri, Vanessa Bryant dan tiga putri mereka, Natalia (17), Bianka (3), dan Capri yang lahir Juni 2019 lalu.
Setelah kematian Kobe Bryant, pasar taksi udara khususnya helikopter menjadi sorotan.
Diketahui, kebanyakan orang Amerika Serikat, termasuk mereka yang terbilang cukup kaya dapat dengan mudah menggunakan moda transportasi udara.
Minat mereka untuk menggunakan transportasi udara pun menjadi berkurang.
Satu di antara alasannya adalah soal keselamatan.
Menurut U.S. Helicopter Safety Team (Tim Keselamatan Helikopter Amerika Serikat) atau USHST, industri di bidang yang sama kini berfokus pada peningkatan keamanan.
Dikutip dari laman CBSNEWS, berpergian dengan helikopter tetap saja dirasa kurang aman dibanding dengan maskapai komersial.
Data terakhir menunjukkan, secara global, ada 534 kematian yang melibatkan pesawat komersial besar di seluruh dunia pada 2019.
Industri terbesar, Helicopter Association International telah berupaya mendorong untuk mengurangi jumlah kecelakaan.
Mereka bertujuan untuk memiliki setidaknya satu tahun dalam waktu dekat, tidak memiliki catatan kematian akibat kecelakana helikopter.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)