Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Komite Kesehatan Dunia Ungkap Wabah 2019-nCoV Darurat Bagi Dunia: Ini 7 Imbauannya

Direktur Jenderal World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia memimpin pertemuan kedua Komite Kesehatan Dunia mengadakan pertemuan

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Komite Kesehatan Dunia Ungkap Wabah 2019-nCoV Darurat Bagi Dunia: Ini 7 Imbauannya
Tangkap Layar YouTube Sky News Australia
The World Health Organisation Director-General has declared the novel coronavirus outbreak as a global "public health emergency of international concern". Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus said "we don't know what sort of damage this virus could do if it were to spread in a country with a weaker health system". 

TRIBUNNEWS.COM - Direktur Jenderal World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia memimpin pertemuan kedua Komite Kesehatan Dunia mengadakan pertemuan kedua pada Kamis (30/1/2020) di Jenawa, Swiss.

Pertemuan itu membahas tentang wabah virus corona yang muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China pada 2019 lalu.

Pertemuan di bawah naungan International Health Regulation (IHR) tersebut dimulai pukul 13.30 hingga 18.35 waktu Jenawa (CEST).

Komite Kesehatan Dunia berperan untuk memberikan masukan kepada Direktur Jenderal yang membuat keputusan akhir tentang penentuan Darurat Kesehatan Masyarakat dan Kepedulian Internasional (PHEIC).

Dikutip dari laman resmi WHO, Perwakilan dari Kementerian Kesehatan Republik Rakyat Tiongkok melaporkan situasi saat ini dan langkah-langkah kesehatan yang sedang diambil.

Pagi ini, Jumat (31/1/2020) ada 9.480 kasus yang dikonfirmasi berdasar data yang dibagikan oleh South China Morning Post.

Berdasar data tersebut, diketahui jumlah kematian mencapai angka 213 jiwa.

Berita Rekomendasi

Penyebaran virus corona ini awalnya diduga dari hewan ke manusia, tetapi sekarang terjadi penularan dari manusia ke manusia.

Tiga negara di luar Tiongkok telah mengonfirmasi hal tersebut.

Belum ada kematian yang dilaporkan dari kasus yang di luar Tiongkok itu dan belum terbilang parah.

Tim medis bersiap melakukan sterilisasi saat simulasi penanganan wabah Virus Corona (nCoV) di Bandara Jenderal Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (30/1/2020). Berbagai simulasi penanganan yang dilakukan oleh RSUP Kariadi bersama Dinas Kesehatan Pemprov Jateng dan sejumlah rumah sakit di Kota Semarang tersebut sebagai antisipasi kesiapsiagaan perangkat medis dalam penanganan wabah Virus Corona tersebut. Tribun Jateng/Hermawan Handaka
Tim medis bersiap melakukan sterilisasi saat simulasi penanganan wabah Virus Corona (nCoV) di Bandara Jenderal Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (30/1/2020). Berbagai simulasi penanganan yang dilakukan oleh RSUP Kariadi bersama Dinas Kesehatan Pemprov Jateng dan sejumlah rumah sakit di Kota Semarang tersebut sebagai antisipasi kesiapsiagaan perangkat medis dalam penanganan wabah Virus Corona tersebut. Tribun Jateng/Hermawan Handaka (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)

Pertemuan Pertama Komite

Pada pertemuan pertama, Komite Kesehatan Dunia awalnya menyatakan pandangan berbeda.

Komite mempertanyakan apakah kondisi yang terjadi merupakan Darurat Kesehatan Masyarakat dan Kepedulian Internasional (PHEIC) atau tidak?

Anggota Komite lantas sepakat tentang urgensi situasi, dan menyarankan agar melanjutkan pertemuan pada hari berikutnya.

Pertemuan Kedua Komite

Menjelang pertemuan kedua, diketahui terjadi peningkatan yang signifikan dalam temuan jumlah kasus dan negara yang mengonfirmasi virus corona.

China dengan cepat mengidentifikasi virus dan berbagi urutannya.

Langkah tanggap dari China ini membantu negara lain untuk mendiagnosisnya dengan cepat dan melindungi diri.

WHO menyebut, langkah tanggap dari China dan seluruh dunia ini akibat perkembangan pesat alat diagnostik.

Langkah-langkah dari China tidak hanya baik untuk negara itu, tetapi juga untuk seluruh dunia.

Berdasar hasil pertemuan, Komite mengakui peran utama WHO dan mitranya dalam menangani kasus virus corona.

Komite yakin masih mungkin untuk menghentikan penyebaran virus corona, dengan catatan negara-negara yang mengonfirmasi terjangkit virus tersebut memberlakukan langkah-langkah kuat untuk mendeteksi wabah sejak dini.

Selain itu juga dengan tanggap mengisolasi terduga pasien dan cepat menangani kasus serta melacak kontak, dan mengimbau kepada masyarakat soal langkah-langkah jarak sosial yang sepadan dengan risiko.

Penting untuk dicatat bahwa ketika situasi terus berevolusi, demikian juga dengan sasaran dan langkah strategis untuk mencegah dan mengurangi penyebaran infeksi.

Komite setuju bahwa wabah sekarang memenuhi kriteria untuk Darurat Kesehatan Masyarakat dari Kepedulian Internasional dan mengusulkan saran berikut untuk dikeluarkan sebagai Rekomendasi Sementara.

Sejalan dengan perlunya solidaritas global, Komite merasa bahwa upaya terkoordinasi global diperlukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan di wilayah lain di dunia yang mungkin memerlukan dukungan tambahan untuk itu.

The World Health Organisation Director-General has declared the novel coronavirus outbreak as a global
The World Health Organisation Director-General has declared the novel coronavirus outbreak as a global "public health emergency of international concern". Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus said "we don't know what sort of damage this virus could do if it were to spread in a country with a weaker health system". (Tangkap Layar YouTube Sky News Australia)

Direktur Jenderal menyatakan bahwa wabah 2019-nCoV merupakan PHEIC.

Dan menerima masukan Komite serta mengeluarkan saran ini sebagai Rekomendasi Sementara di bawah IHR.

Dikutip dari tayangan YouTube SkyNews Australia, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus angkat bicara.

"Kita tidak tahu kerusakan seperti apa yang dapat dilakukan virus ini jika menyebar di negara dengan sistem kesehatan yang lebih lemah," katanya.

"Kita harus bertindak sekarang untuk membantu negara-negara mempersiapkan kemungkinan itu. Untuk alasan itu, saya menyatakan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional," tegasnya.

Imbauan Komite Kesehatan Dunia ke Tiongkok

1. Menerapkan strategi komunikasi risiko yang komprehensif untuk secara teratur menginformasikan populasi tentang evolusi wabah.

Dan menerapkan langkah-langkah pencegahan dan perlindungan untuk populasi, dan langkah-langkah respon yang diambil untuk penahanannya.

2. Meningkatkan tindakan kesehatan masyarakat untuk penanggulangan wabah saat ini.

3. Memastikan ketahanan sistem kesehatan dan melindungi tenaga kerja kesehatan.

4. Meningkatkan pengawasan dan penemuan kasus aktif di seluruh Tiongkok.

5. Berkolaborasi dengan WHO dan mitra untuk melakukan penyelidikan untuk memahami epidemiologi dan evolusi wabah ini dan langkah-langkah untuk mengatasinya.

6. Bagikan data yang relevan tentang kasus manusia.

7. Terus mengidentifikasi sumber zoonosis wabah, dan khususnya potensi sirkulasi dengan WHO segera setelah tersedia.

8. Melakukan penyaringan keluar di bandara dan pelabuhan internasional, dengan tujuan deteksi dini wisatawan yang bergejala untuk evaluasi dan perawatan lebih lanjut, sambil meminimalkan gangguan pada lalu lintas internasional.

Imbauan Komite Kesehatan Dunia Ke Semua Negara

1. Negara harus siap menghadapi penahanan, termasuk pengawasan aktif, deteksi dini, isolasi dan manajemen kasus, pelacakan kontak dan pencegahan penyebaran selanjutnya infeksi 2019-nCoV, dan untuk berbagi data lengkap dengan WHO.

2. Negara diingatkan, wajib secara hukum untuk berbagi informasi dengan WHO di bawah IHR.

3. Deteksi 2019-nCoV pada hewan harus dilaporkan kepada Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) sebagai penyakit yang muncul.

4. Negara menempatkan penekanan khusus pada pengurangan infeksi manusia,pencegahan penularan sekunder dan penyebaran internasional, dan berkontribusi pada respons internasional melalui komunikasi dan kolaborasi multi-sektoral dan partisipasi aktif dalam meningkatkan pengetahuan tentang virus dan penyakit, serta memajukan penelitian.

5. Komite tidak merekomendasikan pembatasan perjalanan atau perdagangan berdasarkan informasi terkini yang tersedia.

6. Negara-negara harus memberi tahu WHO tentang tindakan perjalanan apa pun yang diambil, seperti yang disyaratkan oleh IHR.

Negara-negara diperingatkan terhadap tindakan yang mempromosikan stigma atau diskriminasi, sejalan dengan prinsip-prinsip Pasal 3 IHR.

7. Komite meminta Direktur Jenderal untuk memberikan saran lebih lanjut tentang masalah-masalah ini dan, jika perlu, untuk membuat rekomendasi kasus per kasus baru, mengingat situasi yang berkembang pesat ini.

Informasi Terbaru Wabah Virus Corona

Berdasar informasi terbaru pada Jumat (31/1/2020) pukul 07.42 WIB, total ada 9.480 kasus terkait virus corona.

Sebanyak 213 orang tewas karena virus yang menyerang saluran pernapasan ini.

Berikut ini rincian data mengenai kasus dan jumlah korban akibat virus corona yang dikutip dari SCMP:

Kasus Positif Virus Corona

China: 9.356 orang

Hongkong: 12 orang

Macau: 7 orang

Taiwan: 9 orang

Negara Asia Lainnya: 62 orang

Eropa: 13 orang

Amerika Utara: 8 orang

Amerika Selatan: -

Australia: 9 orang

Seluruh Dunia: 4 orang

Korban Tewas Virus Corona

China: 213 orang

Berdasar informasi terbaru pada Jumat (31/1/2020) pukul 07.42 WIB, total ada 9.480 kasus terkait virus corona.
Sebanyak 213 orang tewas karena virus yang menyerang saluran pernapasan ini.
Berdasar informasi terbaru pada Jumat (31/1/2020) pukul 07.42 WIB, total ada 9.480 kasus terkait virus corona. Sebanyak 213 orang tewas karena virus yang menyerang saluran pernapasan ini. (Tangkap Layar SCMP)

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas