Sembuh Virus Corona, Seorang Pria Ungkap Perjalanan Ketika Dirawat, Tahap Terkahir Tes Asam Nukleat
Sembuh Virus Corona, Seorang Pria Ungkap Perjalanan Ketika Dirawat, Tahap Terkahir Tes Asam Nukleat
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Seorang pria pasien virus Corona dinyatakan sembuh dari virus mematikan tersebut.
Tak mudah, ia menceritakan perjalanannya dirawat dengan segala perjuangan untuk sembuh.
Bahkan pria berusia 37 tahun ini haru memaksa diri untuk makan kala penyakit itu membuat tubuhnya tak normal.
Dikutip dari mothership.sg, ia adalah Li Zhendong.
Pria di China ini pulih dari serangan virus Corona atau Novel Coronavirus atau 2019-nCOV.
Li Zhendong adalah orang pertama yang didiagnosis terpapar virus corona di Kota Jingzhou, Provinsi Hubei.
Setelah sembuh, dia menceritakan kisahnya ke dalam media sosial dan ditampilkan dalam video Sixth Tone.
Paksa makan
Li berbagi cerita harus menjalani perawatan selama 16 hari dan mengungkap tahapan penanganan infeksi.
Pada tahap pertama, ia mengatakan menjalani tes darah dan USG, serta melakukan radiografi dada.
Saat di bangsal, dia mengatakan bahwa penting untuk menjaga nutrisi seseorang agar dapat melawan virus.
"Anda harus memaksakan diri untuk makan, karena Anda mungkin kehilangan resistensi dan kekebalan jika berhenti makan," katanya.
Tahap kedua berlangsung tiga hingga empat hari untuknya.
Selama tahap ini, dia mengatakan dia mengalami demam antara 38 dan 40 ° C.
Tahap ketiga adalah tahap pemulihan, katanya.
Selama periode ini, ia minum obat sesuai resep, dan mengatakan penting untuk mengikuti saran dokter.
Pada tahap akhir dari proses pemulihan, dia mengatakan dia tinggal di rumah sakit selama beberapa hari.
Dia juga harus menjalani tes asam nukleat.
Hasil negatif pada tes berarti Anda bisa pulang.
"Kamu harus penuh harapan dan bertahan sampai akhir," tambah Li.
Ini videonya:
Jumlah korban Virus Corona
Pejabat kesehatan China meminta orang-orang untuk lebih menjaga kesehatan pribadi.
Hal ini setelah jejak virus Corona ditemukan pada pegangan pintu.
Dikutip dari South China Morning Post, Senin (3/2/2020), Wakil Kepala Pusat Pencegahan Penyakit Menular Guangzhou, Zhang Zhoubin mengatakan pihaknya telah mengumpulkan 660 sampel untuk pengujian terkait virus Corona.
"Dalam penyelidikan kami baru-baru ini, kami menemukan virus Corona baru pada gagang pintu (di rumah pasien)."
"Ini mengingatkan saya, kita harus melakukan langkah terbaik dalam menjaga kebersihan di rumah."
"Selain itu, penting untuk sering mencuci tangan," katanya.
Zhang melanjutkan, terbuka kemungkinan virus Corona berada pada benda-benda seperti ponsel maupun lampu.
Sebelumnya, ilmuwan China juga menemukan jejak virus Corona pada feses atau kotoran manusia pasien yang terinfeksi.
Hal ini mengindikasikan cara penularan virus Corona yang mematikan.
Kasus Virus Corona Terus Meningkat, Ribuan Kasus dalam Sehari
Jumlah kematian dan kasus terinfeksi virus Corona terus meningkat.
Otoritas kesehatan China mengumumkan jumlah kasus kematian terbaru mencapai 361.
Sementara jumlah kasus terinfeksi meningkat menjadi 17.205.
Jumlah ini meningkat tajam yang dipicu oleh penyebaran Corona pada hari Minggu dengan 2.829 kasus baru dan 57 kematian.
Dari kematian yang baru dilaporkan, 56 berada di Provinsi Hubei, yang menjadi pusat penyebaran virus Corona dan satu kematian di Chongqing.
Penularan Virus Corona Menurut Ketua IDI
Di Indonesia, ratusan WNI yang dipulangkan dari Kota Wuhan kini menjalani observasi atau karatina selama 14 hari di Natuna.
Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Dr Daeng Faqih mengimbau agar masyarakat Natuna tidak perlu resah dengan adanya karantina tersebut.
Selain tempat karantina yang jauh dari tempat penduduk, Daeng juga mengatakan penyebaran virus corona lewat kontak dengan orang yang terkangkit.
Pernyataannya ini ia sampaikan dalam progarm Apa Kabar Indonesia Pagi, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouToube Talk Show tvOne, Senin (3/2/2020).
"Sebenarnya kami menjelaskan ke masyarakat untuk tidak terlalu takut," ujarnya.
"Karena prinsip yang dikeluarkan oleh WHO yang penting tidak terjangkau, bukan permasalahan jauh dan dekatnya," imbuhnya.
Daeng menuturkan yang terpenting adalah tidak bersentuhan masyarakat yang sehat.
"Masyarakat tidak perlu takut karena penularan virus corona itu dengan kontak dekat," jelasnya.
Penularan melalui kontak dekat yang dimaksud adalah adanya hubungan langsung dengan penderita seperti percikan ludah, terkena napas atau batuk dari orang yang positif terjangkit virus corona.
Atau menyentuh langsung ke makanan yang dimakan orang terinfeksi virus.
"Ada cara untuk penularannya yang WHO mengatakan istilahnya dengan droplet (partikel air kecil)," jelasnya.
Sehingga untuk mencegah terinfeksi virus corona, yakni dengan tidak melakukan kontak dengan penderita.
"Jadi kalau sudah dikarantina kemudian terhindar dari kontak seperti itu, saya pikir masyarakat tidak perlu khawatir," jelasnya.
Daeng juga menyebut virus tersebut tidak akan tahan lama berada di udara bebas.
"Kalau droplet itu, dalam jarak tiga meter sudah jatuh ke tanah dan tidak bertahan lama," ujarnya.
"Virus itu tahan lama kalau masuk ke medium yang bisa tumbuh, contoh di tubuh kita," jelasnya.
Di sisi lain Daeng juga memaklumi dengan rasa khawtir masyarakat setempat akan virus ini.
"Oleh karena itu fungsi kami adalah menjelaskan ke mereka bahwa tidak perlu panik," kata Daeng.
"Karena apa yang sudah disiapkan oleh pemerintah tidak memungkinkan ada kontak dengan dunia luar," imbuhnya.
(Tribunnews.com/Chrysnha/Daryono/Isnaya Helmi Rahma)