Pasangan Suami Istri Warga Indonesia Penumpang Kapal Diamond Princess Jepang Tak Terinfeksi Corona
Pasangan suami istri Indonesia dalam keadaan sehat saat ini dan telah diperiksa pihak Kementerian Kesehatan Jepang.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sepasang suami istri warga negara Indonesia diketahui turut menjadi penumpang di kapal penjelajah (cruiser) Diamond Princess yang pagi ini mendekat ke Pelabuhan Yokohama Jepang.
Diketahui jumlah seluruh penumpang yang berada di kapal tersebut 3.711 orang.
"Ada sepasang suami isteri Indonesia berada di dalam kapal Diamond Princess," ungkap sumber Tribunnews.com, Kamis (6/2/2020).
Pasangan suami istri Indonesia dalam keadaan sehat saat ini dan telah diperiksa pihak Kementerian Kesehatan Jepang.
"Dua teman Kanada saya telah terinfeksi dan tadi diangkut ke rumah sakit," ungkap WNI tersebut kepada Tribunnews.com, Kamis (6/2/2020).
Dua hari lalu terungkap seorang pria Jepang usia 80 tahun positif terinfeksi virus corona karena sempat turun kapal dan jalan-jalan di Hong Kong tanggal 25 Januari lalu.
Kemarin duduga 10 pria dan wanita lainnya terinfeksi virus corona di dalam kapal pesiar yang kini berlabuh di Pelabuhan Daikoku-futo di Yokohama.
Baca: Jepang Karantina 3500 Orang di Kapal Pesiar Diamond Princess, Belum Diketahui Apakah Ada WNI
Baca: Cerita Mahasiswa Indonesia di China, Santai Ada Virus Corona Tapi Ingin Pulang Juga
Ini adalah wabah pertama di Jepang di mana 242 orang lainnya sedang diuji, dan jumlah orang yang terinfeksi diperkirakan akan meningkat.
Saat ini tercatat 35 orang (Chiba, Kyoto, Nara dan Yokohama) di Jepang telah terinfeksi virus corona.
Penumpang dan awak kapal harus menunggu selama 14 hari di bawah UU Karantina, dan pihak otoritas kesehatan sedang mengelola kondisi fisik orang-orang dengan penyakit kronis juga menjadi masalah.
Kapal pesiar berpenumpang total 3.711 penumpang, dari 2.666 penumpang dari 56 negara dan wilayah, 1.281 orang adalah warga Jepang.
Kementerian Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan Jepang melakukan karantina pada semua anggota, dan melakukan tes virus terhadap total 273 orang, termasuk 120 orang yang memiliki gejala seperti demam dan 153 orang yang telah lama berhubungan dengan mereka yang memiliki gejala sejak turun di Hong Kong.
Sepuluh dari 31 orang dengan hasil yang diketahui terinfeksi.
Semua memiliki gejala seperti demam dan batuk, dan dibawa ke empat institusi medis di Perfektur Kanagawa.
Rincian usia orang yang terinfeksi adalah 50-an dan 60-an tahun, masing-masing 4 orang, 70-an dan 80-an tahun, masing-masing 1 orang.
Baca: Menelusuri Misteri Pigmi, Manusia Hobbit di Flores
Baca: Cristiano Ronaldo Kini Berusia 35 Tahun, Berpeluang Salip Rekor Legenda Chelsea & Real Madrid
Warga Jepang ada tiga wanita berusia 50-an dan 60-an dan sisanya 7 orang lelaki.
Menurut operator kapal pesiar, ada tiga penumpang Tiongkok (Hong Kong) lainnya, dua warga negara Australia, satu warga negara AS, dan satu awak Filipina.
Kapal pesiar meninggalkan Pelabuhan Yokohama pada 20 Januari dan kembali ke Yokohama pada 3 Februari melalui Kagoshima, Hong Kong, dan Naha.
Dua dari 36 orang yang melakukan kontak dengan laki-laki yang turun di Hong Kong terinfeksi, tetapi Kementerian Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan menyatakan bahwa sumber infeksi tidak dapat dievaluasi tanpa tes lengkap.
Baca: Virus Corona Menyebar, Penangkalnya Makanan Sederhana yang Ada di Sekitar Kita
Baca: Cerita Mahasiswa Indonesia di China, Santai Ada Virus Corona Tapi Ingin Pulang Juga
Pemerintah berencana untuk membuat penumpang yang tersisa tetap di kapal pesiar selama sekitar 14 hari selama masa inkubasi virus.
"Kami akan menanggapi segera dengan pengiriman dokter jika ada orang yang merasa sakit. Kementerian Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan sedang mempertimbangkan tes tambahan untuk orang-orang dengan kondisi dan para orang tua," ujar Takeshi Hashimoto dari Kementerian Kesehatan Jepang mengatakan kepada Komite Anggaran DPR pada hari Selasa.
Pagi ini pasokan sedikitnya 10 ton makanan dan minuman akan dilakukan dari Pelabuhan Yokohama untuk para penumpang kapal pesiar tersebut.