Inilah Nama Obat yang Disebut-sebut Sebagai Obat Wabah Corona, China Tengah Mangajukan Hak Paten
China mengajukan hak paten obat yang disebut bisa dipakai sebagai obat antivirus corona.
Editor: Sugiyarto
"Yang membedakan di kalangan pengamat bahwa ini tambahan buatan atau tambahan alam," katanya saat berkunjung ke kantor Transmedia di Surabaya, Kamis (6/2).
"Jadi ada tambahan protesin sekitar 45 nukleotida. Nah, ini agak aneh. Apakah protein ini menempel pada virus yang berbadan kelelawar atau ada satu usaha penempelan, nah itu yang belum diamati. Jadi perlu kehati-hatian dalam menangani virus ini," papar Nidom.
Prof Nidom lantas memaparkan ada dua macam virus Corona, yaitu low pathogenic yang tidak begitu ganas, yang reseptornya ada di saluran atas, dan high pathogenic,yang reseptornya ada di paru yang berakibat fatal.
"Virus high pathogenic berakibat fatal tatkala virus itu masuk ke paru.Low pathogenic bisa sembuh karena di saluran atas, yang dengan batuk akan keluar," paparnya.
Virus Corona termasuk virus RNA yang punya tingkat kesalahan dalam pembelahan yang lebih tinggi dibandingkan virus DNA. Virus ini berkembang dalam tiga gelombang, virus Corona Wuhan belum diketahui ada di tahap mana.
"Gelombang satu itu biasanya tinggi penyebarannya, kemudian diikuti oleh patogenesis yang tinggi. Kemudian mengalami mutasi agak landai padawavekedua.
Apakah dia padawaveketiga mengalami percepatan lagi karena ini virus RNA itu akan selalu mengalami perubahan yang disebut mutasi. Jadi saya lihat ada sedikit menarik dari virus Corona ini karena sudah lebih dari satu bulan dia memiliki kestabilan yang sangat kuat, biasanya RNA tidak seperti itu," ujar Nidom menganalisis.
Karena banyak keanehan pada virus Corona, ia menyarankan pakar internasional berkumpul. Karena virus ini tidak bisa diatasi hanya dengan seminar.
"Jadi kalau di internasional itu saya melihat belum ada keterbukaan secara penuh bahwa ini aspek kemanusiaan yang berkaitan dengan kesehatan.
Jadi harusnya pakar internasional berkumpul untuk menentukan aspek berikutnya," tandasnya.
Remdesivir Diklaim Mujarab sebagai Obat Antivirus Corona
Berdasarkan pernyataan yang dimuat di situs Institut Virologi Wuhan, Tiongkok, pengajuan hak paten Remdesivir sudah dilakukan sejak 21 Januari 2020.
Remdesivir ini dibuat oleh Gilead Sciences Inc yang sebelumnya dipakai untuk menguji beragam penyakit seperti Ebola dan SARS
Kabarnya temuan para ilmuwan menunjukkan kombinasi remdesivir dan chloroquine ketika diuji coba ke virus corona baru (2019-nCov) di laboratorium sangat efektif untuk memerangi virus corona baru.