Akademisi China Serukan Keadilan bagi Li Wenliang: Poin Kuncinya adalah Kebebasan Berbicara
Akademisi China telah terbitkan surat terbuka yang desak pemerintah untuk melindungi kebebasan berpendapat dan meminta maaf atas kematian Li Wenliang.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Pravitri Retno W
"Kematiannya seharusnya tidak menakuti kita, tetapi sebagai dorongan kita untuk berbicara," tambah Zhang Qianfan.
Li Wenliang atau kerap disapa Dr Li ini sebelumnya pernah memposting kisahnya di media sosial.
Dr Li menuliskan peringatan bahaya virus corona di tempat tidur.
Baca: Meninggalnya Dokter Li Wenliang akibat Virus Corona Picu Kemarahan Masyarakat China
Baca: Status Medsos Li Wenliang Pahlawan Virus Corona untuk Anak Sebelum Meninggal, Kini Mustahil Terwujud
Pada status Dr Li tersebut, dia sudah memperhatikan kasus virus corona yang dikatakan seperti SARS.
Pada 30 Desember 2019 lalu, Dr Li mengirim pesan berantai pada sesama dokter di obrolan grup.
Dr Li meminta rekan seprofesinya untuk memakai pakaian pelindung untuk menghindari infeksi virus baru.
Empat hari kemudian, dia dipanggil ke Biro Keamanan Umum di mana ia diminta menandatangani surat.
Dalam surat itu, dia dituduh membuat komentar palsu yang telah mengundang keributan.
Nama Dr Li pun masuk ke dalam satu dari delapan orang yang masih diselidiki polisi sebagai penyebar hoaks.
Pihak berwenang setempat kemudian meminta maaf kepada Dr Li atas tuduhan tersebut.
Dalam unggahan akun Weibo-nya, Dr Li menjelaskan pada 10 Januari 2020 dia mulai batuk, hari berikutnya dia demam dan dua hari kemudian dia dirawat di rumah sakit.
Dia didiagnosis teinfeksi virus corona pada 30 Januari 2020.
(Tribunnews.com/Whiesa/Yurika Nendri)