Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ibu Penembak di Thailand Datang untuk Membujuk, tapi Gagal, Pelaku Bawa 800 Butir Amunisi Curian

Ibu penembak di Thailand datang untuk membujuk anaknya tapi gagal. Pelaku bawa 800 butir amunis yang dicuri dari kamp militer.

Penulis: Miftah Salis
Editor: Sri Juliati
zoom-in Ibu Penembak di Thailand Datang untuk Membujuk, tapi Gagal, Pelaku Bawa 800 Butir Amunisi Curian
CGTN/mothership/Facebook/BBC
Ibu penembak di Thailand datang untuk membujuk anaknya tapi gagal. Pelaku bawa 800 butir amunis yang dicuri dari kamp militer. 

Saat penyanderaan berlangsung, banyak orang yang terperangkap di pusat perbelanjaan.

Mereka bersembunyi di bilik-bilik kamar mandi dan di bawah meja.

Motif pelaku penembakan di Thailand diduga akibat 'perselisihan utang'. Tercatat 26 orang tewas akibat penembakan ini.
Motif pelaku penembakan di Thailand diduga akibat 'perselisihan utang'. Tercatat 26 orang tewas akibat penembakan ini. (MCOT / MCOT Public Company Limited / AFP)

Aksi yang dilakukan oleh Jakraphant membuat sejumlah orang terluka dan meninggal.

Mengutip dari CNN.com, pihak kepolisian beberapa kali berusaha membujuk pelaku.

Polisi bahkan membawa ibu si pria bersenjata untuk mengajak berbicara Jakraphant.

Polisi membawa ibu penembak dari kota asalnya di Provinsi Chaiyaphum ke daerah dekat mal.

Mayor Jenderal Jirabop Puridet yang memimpin pengamanan mengatakan, ibu pelaku menyebut, berbicara dengan sang anak adalah hal yang sia-sia.

Berita Rekomendasi

Si ibu yang tidak disebutkan namanya menyebut, Jakraphant mengalami depresi.

Jakraphant juga sosok yang memiliki temperamen sangat buruk.

Puridet juga menambahkan, Jakraphant telah mencuri 800 butir amunisi dan dua senjata pendek.

Lebih lanjut, Puridet menceritakan bagaimana proses penangkapan si pelaku.

Pihaknya harus mengambil langkah konfrontasi karena banyak orang terjebak di dalam ruangan dan kekurangan oksigen.

"Kami harus mengambil langkah mengkonfrontasi dia karena orang-orang yang terjebak di dalam ruang pembekuan mengirim pesan kepada kami, kadar oksigen sangat rendah dan mereka mati lemas."

"Jadi kita harus mengambil risiko untuk berhadapan muka dengannya muka jika tidak, orang-orang yang terjebak di dalam akan mati," katanya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas