Satelit Zafar Milik Iran Gagal Masuk Orbit, Habiskan Dana 2,2 Juta Dolar
Iran luncurkan satelit baru Zafar, untuk pengamatan ilmiah. Zafar dikabarkan gagal masuk orbit. Kini Iran tengah bersiap luncurkan satelit selanjutnya
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Iran telah memulai hitungan mundur untuk meluncurkan satelit pengamatan ilmiah.
Satelit baru tersebut merupakan bagian dari program yang digambarkan sebagai provokasi oleh pihak Amerika Serikat.
"Awal hitung mundur untuk meluncurkan #Zafar_Satelilite dalam beberapa jam ke depan, Dalam Nama Tuhan," tulis Menteri Telekomunikasi Iran, Mohammad Javad Azari Jahromi dalam akun Twitternya.
Dilansir dari Al Jazeera yang mengutip kantor berita IRNA, Mohammad Javad Azari Jahromi mengatakan, kurang lebih 2 juta euro (2,2 juta dolar) dihabiskan untuk membuat satelit Zafar tersebut.
Pada 1 Februari 2020, Kepala Badan Antariksa Iran mengatakan, Zafar memiliki berat 113 kilogram diluncurkan ke orbit 530 kilometer di atas bumi dengan roket Simorgh.
Berdasar penuturan Mohammad Javad Azari Jahromi, Satelit Zafar dirancang untuk beroperasi selama kurang lebih 18 bulan.
Iran Bersiap Luncurkan Satelit Selanjutnya
Mohammad Javad Azari Jahromi menyatakan Satelit Zafar gagal masuk ke orbit dan mendarat di lautan India pada Minggu.
Lebih lanjut, Satelit Zafar tercatat membutuhkan kecepatan 7.400 kilometer untuk mencapai orbit 530 kilometer di atas bumi.
Menurut para pejabat, Satelit Zafar telah dikembangkan oleh spesialis dan elit dari Universitas Sains dan Teknologi.
Dikutip dari IRNA, Satelit Zafar dirancang untuk pencitraan, mengirim dan menyimpan pesan dan membuat tautan antara dua pengguna.
Berikut ini fungsi yang dirancang untuk Satelit Zafar:
- Menyiapkan peta tanah
- Menyiapkan peta dasar
- Menyiapkan peta pembangunan sipil
- Menyiapkan peta bidang pertanian
- Menyiapkan peta perubahan lingkungan alam hutan dan hutan
- Memantau perkembangan di danau musiman dan abadi
- Mengidentifikasi daerah yang rusak setelah krisis
- Meningkatkan peta struktural di antara misi satelit.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)