Update Penembakan di Thailand, 29 Warga Tewas, Ibu Menyetir hingga Remaja Berkendara Ditembak
Update Penembakan di Thailand, 29 Warga Tewas, Ibu Menyetir hingga Remaja Berkendara Ditembak
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Penembakan di Thailand menewaskan puluhan korban.
Hingga kini tercatat sebanyak 29 warga tewas dalam insiden brutal yang dilakukan oleh oknum tentara, Sersan Mayor Jakrapanth Thomma, pada Sabtu (8/2/2020) malam di pusat perbelanjaan di Korat, Thailand.
Dari 29 warga yang meninggal setelah kejadian, detik-detik kematian korban kembali dikisahkan oleh keluarga.
Baca: Kesaksian Dua Orang Pegawai dan Satpam Mal Thailand saat Aksi Penembak Brutal: Aku Berlari
Termasuk kisah anak menyaksikan ibunya ditembak mati saat menyetir mobil.
Lalu remaja yang mengalami hal serupa saat berkendara di luar mal tempat kejadian perkara.
Dikutip dari KSTP, kisah pertama adalah kesaksian anak di dalam mobil saat ibunya ditembak mati pelaku.
Ia yang bernama Nachote Chotiklang mengatakan berada di mobil yang dikemudi ibunya.
Ketika itu mobil yang ia tumpangi melewati pria bersenjata di sekitar TKP.
Pria sadis lalu menembak ke arah mobil tepatnya di bagian jendela.
Bersamaan, Nachote, merunduk dan tidak melakukan apa-apa.
Ia juga merasakan mobilnya menabrak sesuatu.
"Saya merunduk, mobil menabrak pohon," katanya
Nachote menggelengkan kepalanya saat ditanya nasib ibunya setelah itu.
Sementara pria lain menjelaskan bahwa ibu anak itu telah mati.
"Ini terlalu mendadak"
Sementara kisah lainnya juga dibagikan oleh Nuttawut Kanchanamethi, ayah dari remaja korban tewas bernama Rachanon Kanchanamethi.
Kronologi kejadian diceritakan oleh Nuuawut.
Awalnya anaknya mengendarai sepeda motor untuk pulang ke rumah.
Namun, pria bersenjata itu menembaki dia dari mobilnya dalam perjalanan ke mal.
Rachanon diketahui adalah salah korban pertama dalam kejadian penembakan brutal.
"Saya tidak ingin kehilangan dia seperti ini," kata Nuttawut.
“Ini terlalu mendadak. Kami punya rencana untuknya, tumbuh dewasa. Itu saja. Kami tidak memaksakan harapan padanya. "
"Aku ingin terus merawatnya, tetapi aku tidak lagi memiliki kesempatan itu," katanya, menangis tersedu-sedu.
Kesaksian pegawai saat penembakan terjadi
Dari warga yang selamat ada dua orang yang mengisahkan pengalamannya saat berada di tengah insiden tersebut.
Mereka yakni pekerja supermarket bernama Arm dan petugas kemanan mal bernama Rung.
Diberitakan ABC, Arm menceritakan kejadian yang membuatnya cemas itu.
Wanita berusia 19 tahun itu tengah menunggu ibunya.
Saat kejadian penembakan, dia mengatakan 14 orang berkerumun di sebuah ruang, termasuk staf dan pelanggan.
Dia mendengar suara tembakan berulang.
Pria bersenjata itu juga menembak pipa gas di dekatnya yang menyebabkan ruangan terisi dengan gas.
Membuat orang takut dan lebih putus asa untuk melarikan diri.
"Ketika aku mendengar suara pistol, aku berlari ke ruang stok," katanya.
"Kami masuk berkelompok. Kami hanya ingin lari ke tempat yang aman dan kami sangat takut."
Arm berkata dengan bantuan polisi, ia dan beberapa rekannya berhasil melarikan diri melalui pintu belakang toko.
"Pertama kami mengirim pesan (ke polisi) dan kemudian kami memanggil mereka untuk meminta bantuan," katanya.
Tapi dia mengaku tetap khawatir terhadap rekan-rekan yang belum dia lihat sejak kejadian.
"Saya masih khawatir dan benar-benar khawatir karena ada sekitar 10 orang di sana dan karena salah satu dari mereka terluka akibat penembakan itu," katanya.
"Saya merasa sangat berterima kasih kepada mereka (polisi). Polisi datang kepada kami dan menunjukkan kepada kami ke mana harus pergi."
"Aku perlu istirahat."
"Aku tidak pernah berpikir hal seperti ini bisa terjadi di sini," kata dia.
Kisah petugas keamanan: Tak pernah terpikirkan
Sementara itu petugas keamanan, Rung, juga berkisah.
Pria berusia 43 tahun ini sedang bertugas di pusat perbelanjaan ketika kejadian.
Awalnya ia mendengar suara tembakan di luar.
Dia bergegas untuk membantu membawa orang-orang di dalam untuk menjauh dari lokasi penembakan.
"Saya mendengar suara tembakan dan saya menerima pesan yang mengatakan 'jika Anda dapat melarikan diri, maka melarikan diri'."
"Dan kemudian saya mendengar banyak suara tembakan."
"Saya harus membuat pelanggan aman terlebih dahulu dengan membawa pelanggan ke dalam, dan kemudian kami menunggu instruksi lebih lanjut."
"Ini di luar akal Aku sudah bekerja di sini selama tiga tahun dan aku tidak pernah berpikir hal seperti ini bisa terjadi di sini," paparnya.
"Yang bisa kita lakukan adalah memeriksa untuk melihat apakah semua orang baik-baik saja, telepon dan pesan mereka untuk melihat apakah mereka sudah keluar," katanya.
Peristiwa penembakan dilakukan oleh oknum di pusat perbelanjaan di Thailand.
Kemarin Sabtu (8/2/2020) malam, insiden brutal tersebut menewaskan puluhan korban.
Hingga kini menurut sumber Bangkok Post, ada total 27 warga meninggal dunia.
Lalu siap dan bagaimana pelaku penembakan tersebut melakukan aksi kejinya?
Inilah rangkuman Tribunnews.com dari berbagai sumber fakta-fakta penembakan di Thailand:
Baca: Pernyataan Virus Corona Menular Lewat Udara di Ruang Terbuka Diperdebatkan
1. Pelaku tentara
Dikutip dari Bangkok Post, penyelidik menargetkan seorang mantan perwira militer bertanggungjawab atas insiden itu.
Menurut penelusuran penyelidik, sebelumnya aparat memburu perampok yang menewaskan tiga orang dan melukai empat lainnya saat pencurian toko emas Kamis lalu.
Sumber yang enggan disebutkan namanya ini mengatakan Kepala Polisi Nasional Chakthip Chaijinda terbang ke Lop Buri pada Sabtu malam mengadakan pertemuan untuk membahas penyelidikan penembakan di mal.
Sementara sumber lain mengatakan polisi mencari seorang pria berusia 35-40 dan tinggi 165-168cm, yang telah terlatih dalam menggunakan senjata.
Dalam sebuah wawancara media, wakil kepala polisi nasional Jenderal Polisi Suchart Teerasawat mengatakan polisi sedang memeriksa catatan senjata api pribadi yang terdaftar di Lop Buri.
Hal itu guna dapat menangkap pelaku.
Menurut data, ada sekitar 300 senjata api terdaftar di provinsi ini.
Kepala polisi nasional Jenderal Polisi Chakthip Chaijinda dan Jenderal Polisi Poonsap Prasertsak, kepala Daerah Kepolisian Provinsi 3, pada hari Minggu mengkonfirmasi bahwa tpelaku yang merupakan tentara itu telah tewas.
Penembak telah diidentifikasi bernama Jakrapanth Thomma (32) dari kamp tentara Surathampithak.
Sumber lain mengatakan Sersan Mayor Kelas 1 Jakrapanth terbunuh di dekat supermarket Foodland di ruang bawah tanah pusat perbelanjaan.
2. Gaya menembak militer
Hasil investigasi menemukan perampok itu menembakkan sebanyak 13 kali.
Gaya tembakan pelaku termasuk taktis dan lihai.
Dia mengatakan lebih banyak polisi sedang dikerahkan untuk membantu mempercepat penyelidikan dan melacak pelaku.
Wakil kepala polisi mengatakan bahwa penyelidikan juga melihat kemungkinan bahwa tersangka memiliki latar belakang dalam menembak olahraga.
3. Motif perampokan
Mayor Jenderal Nattapol Sukrasorn, komandan polisi provinsi Lop Buri, mengatakan kemarin, fokus penyelidikan sementara yang bisa disimpulkan adalah perampokan.
Tetapi tidak menutup kemungkinan adanya motif lain.
4. Rampok toko emas
Sementara itu, tempat kejadian perkara di toko emas Aurora adalah toko emas pertama dalam sejarah yang dirampok di mal itu.
Tersangka kabur dengan emas senilai sekitar 635.000 baht atau Rp 200 juta.
5. Pelaku ditembak mati
Masih dari Bangok Post, pelaku penembakan brutal di Korat telah ditembak mati.
Pasukan komando pada hari Minggu ini membunuh seorang tentara setelah dia melakukan penembakan yang mengamuk di Korat yang menewaskan 26 korbannya, kata polisi.
"Dia ditembak mati tiga puluh menit yang lalu (pagi 09.00)," ujar epala Divisi Penindasan Kejahatan Jirabhob Bhuridej mengatakan kepada AFP.
Komando dari unit elit polisi Thailand disinyalir telah membunuh pria bersenjata itu setelah operasi digelar melibatkan ratusan personil keamanan.
6. Masalah pribadi
Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha mengatakan kepada wartawan pada Minggu sore bahwa 27 orang dinyatakan tewas.
Termasuk pria bersenjata pelaku penembakan.
Menurutnya, pelaku melakukan aksinya karena permasalahan pribadi.
Disinyalir juga akibat perselisihan mengenai penjualan rumah dengan seorang kerabat yang dimungkinkan adalah pimpinannya.
Sebelumnya, seorang pejabat kesehatan masyarakat provinsi mengatakan pada konferensi pers pada hari Minggu 20 orang telah tewas dan 42 lainnya terluka.
Terkecuali lima korban lainnya yang ditemukan terluka di pusat perbelanjaan pada Minggu pagi.
Tetapi tidak jelas apakah ada lebih banyak korban di dalam mal.
(Tribunnews.com/Chrysnha)