Jepang Siapkan Anggaran 800 Juta Yen untuk Litbang Pembuatan Anti Virus Corona
Kantor Perdana Menteri Jepang juga mengumumkan anggaran 800 juta yen untuk penelitian dan pengembangan pembuatan obat anti virus corona.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Mulai Kamis (13/2/2020) hari ini Kantor Perdana Menteri Jepang telah mendirikan markas tanggapan terkait virus corona.
Kantor Perdana Menteri Jepang juga mengumumkan anggaran sebasar 500 miliar yen untuk membantu para UKM Jepang yang terpuruk akibat wabah Corona, serta 800 juta yen anggaran untuk penelitian dan pengembangan pembuatan obat anti virus corona.
"Anggaran ini bertujuan untuk menetapkan metode pencegahan dan diagnosis dan pengobatan dengan mempromosikan pengembangan alat tes dan vaksin sederhana, dan untuk mengamankan 500 miliar yen untuk memberikan pinjaman darurat dengan dukungan dana bagi para UKM," ungkap sumber Tribunnews.com, Kamis (13/2/2020).
Rancangan tanggap darurat pertama yang juga menggunakan kontinjensi anggaran tahun ini telah dilakukan.
"Untuk memperkuat sistem pengujian, National Institute of Infectious Diseases telah menetapkan sistem untuk sangat meningkatkan jumlah sampel yang dapat dinilai dan 83 laboratorium kesehatan di Jepang akan melakukan pengujian cepat agar wabah corona dapat segera diantisipasi," ungkap sumber itu.
Baca: Virus Corona Berpotensi Rugikan Industri Pariwisata Indonesia Rp 38 Triliun
Baca: Keluarga Korban Tewas Virus Corona Dilarang Lihat Jenazah, Prosedur Pemakaman Tak Biasa
PM Jepang meminta sehari bisa melakukan pengujian terhadap 1000 orang yang dikarantina, untuk memastikan terkena virus corona atau tidak.
Pusat Nasional untuk Kesehatan dan Kedokteran Global, telah meminta pendirian tim bagi pasien rawat jalan di setiap perfektur di Jepang untuk memeriksa dugaan infeksi.
Pusat Nasional itu juga bekerja sama dengan perusahaan swasta untuk mengembangkan alat tes sederhana, obat antivirus, dan vaksin, dan bertujuan untuk menetapkan metode pencegahan, diagnosis, dan pengobatan.
Di sisi lain, ada kekhawatiran tentang risiko ekonomi karena penurunan wisatawan China dan asing.
"Untuk itu Pemerintah Jepang mengamankan 500 miliar yen untuk pinjaman dan jaminan darurat khususnya bagi para perusahaan UKM di Jepang."
Baca: Kondisi Terkini Lucinta Luna di Rutan Polda Metro Jaya, Disebut Ketawa Happy, Tidur Nyenyak
Baca: Potret Gunung Merapi Meletus Pagi Ini dari Pos Pengamatan di Yogyakarta dan Jawa Tengah
Selain itu, untuk menanggapi stagnasi pengadaan suku cadang dari China, prioritas akan diberikan kepada perusahaan yang melakukan investasi modal, dan kepada perusahaan yang terkena dampak penurunan lalu lintas antara Jepang dan China, akan mendapat bantuan dari pemerintah Jepang.
Pemerintah Jepang juga memastikan manajemen kesehatan, seperti biaya inspeksi, dan sebagainya bagi mereka yang kembali dari China Wuhan dengan pesawat sewaan dan untuk awak kapal pesiar dan penumpang yang telah dipastikan terinfeksi dengan infeksi massal.
Pemerintah telah secara resmi memutuskan Markas Tanggapan Kamis ini dan akan segera mengimplementasikan langkah-langkah tersebut dan terus mengumpulkan langkah-langkah yang diperlukan di masa depan.
Lebih dari 800 juta yen diperkirakan akan dikeluarkan untuk penelitian dan pengembangan coronavirus baru sebagai langkah tanggap darurat pemerintah.
Di antaranya 460 juta yen diperkirakan akan termasuk dalam biaya pengembangan alat tes sederhana, obat-obatan terapeutik dan vaksin.
Selain itu, biaya 300 juta yen untuk mengkonfirmasikan kemanjuran dan keamanan obat-obatan yang menekan perkembangan AIDS, yang dilaporkan efektif di luar negeri.
Info lengkap dan diskusi Jepang bisa bergabung ke WAG Pecinta Jepang kirimkan email nama lengkap dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com