Jurnalis China yang Rekam Tumpukan Mayat Korban Virus Corona Hilang Misterius, Diduga Diculik Aparat
Pada malam di hari yang sama, teman Chen bernama Xia Xiaodong mengatakan, Chen telah dikarantina secara paksa selama 14 hari.
Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Hasanudin Aco
Namun, pria tersebut hanya disandarkan di kursi roda tanpa penanganan lebih lanjut.
"Apa yang terjadi padanya?" tanya Chen pada seorang wanita yang memegang sang pria.
"Dia sudah tiada," jawab wanita tersebut.
Chen mengkritisi penanganan petugas medis terhadap pasien virus Corona.
"Masker, pakaian pelindung, persediaan, semuanya tidak memadai," ujar Chen di sebuah ruangan.
"Dan yang paling penting, tidak cukupnya alat penguji dan diagnosis," lanjutnya.
Chen menyebut, cara terbaik yang dapat dilakukan hanyalah mengisolasi diri di rumah.
Baca: Virus Corona Paksa Gelaran MWC 2020 di Barcelona Dibatalkan
Baca: Kaum Uighur di China Khawatir Penyebaran Virus Corona
Pasalnya, jika seseorang ingin memeriksakan diri di rumah sakit, dia harus beristirahat sementara di bangsal.
Sementara itu, bangsal rumah sakit telah penuh dan jumlah dokter tidak cukup untuk menangani.
Video Chen tersebut telah ditonton sebanyak jutaan kali di blog-nya, hingga turut mengambil perhatian polisi.
Melalui video yang diunggah Youtube Coronavirus Live Archive, Kamis (30/01/2020) lalu, Chen mengatakan, polisi telah memanggilnya.
Polisi juga ingin tahu di mana dia dan orang tuanya berada.
"Aku takut," katanya.
"Virus di mana-mana. Aku memiliki kekuatan hukum dan administrasi China," ujar Chen dengan suara yang penuh emosi dan air mata mengalir di pipinya.