Ahli Sebut Virus Corona Bisa jadi Penyakit Kronis, Bertahan Lama hingga Serang Banyak Organ
Ahli menyebut virus corona bisa menjadi penyakit kronis yang bertahan lama dan menyerang banyak organ selain paru-paru.
Penulis: Miftah Salis
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Wakil Kepala Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok, Wang Chen menyebut, virus SARS sulit untuk memiliki kemampuan menular yang kuat dan patogenisitas yang kuat untuk bertahan hidup.
SARS juga sulit menyebar dari orang ke orang dan akan hilang saat virus membunuh inangnya.
Namun, berbeda dengan virus corona.
"Tidak seperti SARS, coronavirus novel mungkin menjadi kronis dan ada di dunia untuk waktu yang lama seperti influenza," katanya, Rabu (19/2/2020) waktu setempat.
Tiga ahli dari tim medis pusat menyebut, lebih sulit untuk mengobati kasus virus corona dibandingkan SARS karena virus tersebut dapat merusak banyak organ selain paru-paru.
Hal ini berdasar pada hasil perawatan pasien selama satu bulan di Wuhan, Hubei.
Sebagian besar pasien yang terinfeksi virus corona berusia lebih dari 50 tahun.
Mereka kebanyakan memiliki penyakit yang mendasar seperti kardiovaskular dan serebrovaskular.
Berbeda halnya dengan pasien SARS.
Ahli menyebut, pasien SARS didominasi oleh anak muda dan paruh baya.
Masih mengutip dari sumber yang sama, virus corona dapat berkembang sangat cepat dan menyebabkan hipoksia serta kegagalan perpapasan apabila tidak dikontrol dengan baik.
Baca: Demi Antisipasi Wabah Virus Corona, Bulu Tangkis China Pindahkan Tempat Latihan ke Inggris
Baca: KJRI Hong Kong Benarkan Ada WNI Curi Masker di Tengah Mewabahnya Virus Corona
Selain paru-paru, virus corona dapat menginfeksi orang lain yakni jantung, ginjal, usus.
Menurut ahli, SARS hanya menginfeksi paru-paru.
Hal ini membuat perawatan pasien virus corona lebih sulit dilakukan daripada pasien virus SARS.
Ahli juga menyebut, beberapa hal yang harus diperhatikan dengan seksama dalam menangani pasien virus corona adalah detak jantung, tekanan darah, serta oksigen darah.
Namun, meski penanganannya lebih sulit, ternyata tingkat mortalitas virus corona lebih rendah daripada SARS.
(Tribunnews.com/Miftah)