Coret Indonesia dari Daftar Negara Berkembang: Pertimbangan AS hingga Dampak Bagi Indonesia
Amerika Serikat beberapa waktu lalu mengeluarkan Indonesia dan China dalam daftar negara berkembang.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
Batasan minimum tersebut akan semakin kecil.
Terkait dengan kebijakan tersebut, Direktur Pengamanan Perdagangan, Kementerian Perdagangan, Pradnyawati memberikan tanggapannya.
Baca: Televisi asal Amerika Discovery Chanel Bawa Pakar Satwa Bantu Selamatkan Buaya Berkalung Ban di Palu
"Marjin subsidi agar suatu penyelidikan anti-subsidi dapat dihentikan berkurang menjadi sama denga 1 persen dan bukan dengan 2 persen," kata Pradnyawati sebagaimana dikutip dari Kontan.co.id.
Pradnyawati mengingatkan, Indonesia untuk berhati-hati berkaitan dengan hal tersebut.
Pasalnya, AS merupakan negara yang paling sering menggunakan instrumen anti-subsidi di dunia.
Berdasarkan statistik WTO periode 1995 hingga Juni 2019, AS merupakan pengguna instrumen anti-subsidi terbesar di dunia dengan total 254 inisiasi.
Dalam kurun waktu tersebut, 11 di antaranya ditujukan terhadap produk ekspor Indonesia.
"Dengan total 11 inisiasi tersebut, AS menjadi negara yang paling sering menginisiasi penyelidikan anti-subsidi terhadap produk asal Indonesia," terangnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri) (Kompas.com/Sakina Rakhma Diah Setiawan/Ade Miranti Karunia) (Kontan.co.id/Abdul Basith)