Warga Jepang Dihantui Corona, Perusahaan Minta Pegawai Bekerja dari Rumah, Gereja Hentikan Misa
Sejak kemarin puluhan perusahaan besar di Jepang sudah mengumumkan mengubah pola kerja karyawannya dengan cukup bekerja dari rumah masing-masing.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Masyarakat jepang dan kalangan pelaku industri di sana kini makin dihantui kekhawatiran meluasnya virus corona di negaranya.
Sejak kemarin puluhan perusahaan besar di Jepang sudah mengumumkan mengubah pola kerja karyawannya yang semula di kantor, mulai hari ini (26/2/2020) untuk bekerja dari rumah masing-masing karyawan.
“Kami menghentikan kerja di kantor sementara sampai pertengahan Maret 2020 dan semua teleworks, kerja di rumah pakai internet terhubung bersama,” ungkap Aomori seorang eksekutif di perusahaan elektronik Toshiba kepada Tribunnews.com Rabu ini (26/2/2020).
Umumnya semua perusahaan besar menghentikan kerja dari kantornya mulai akhir minggu ini dan sampai dengan pertengahan Maret 2020 masuk kantor lagi sambil melihat situasi kondisi wabah penularan virus Corona saat ini.
Baca: Blak-blakan, Ahmad Dhani Bilang Lagu Cinta Kan Membawamu Diciptakan untuk Maia Estianty
Perusahaan itu antara lain perusahaan telekomunikasi terbesar Jepang, NTT, Softbank dan sebagainya.
Baca: Virus Corona Meluas, Singapore Airlines-Silk Air Tidak Terbangi Beberapa Kota di Indonesia
Kemudian juga perusahaan kosmetik Shiseido, perusahaan asuransi jiwa Orix dan berbagai perusahaan besar lainnya.
Baca: Pinjaman Online Lagi Disorot, Begini Metode Penagihan yang Benar Menurut Cashwagon
Total jumlah karyawan yang “dirumahkan” tersebut diperkirakan sedikitnya 100.000 orang mulai akhir Februari 2020 bekerja di rumah terhubung dengan internet komputer masing-masing.
Sementara itu di bidang agama Katolik, Kardinal Tokyo kemarin (25/2/2020) mengeluarkan pengumuman untuk menghentikan misa gereja dan berbagai kegiatan pengumpulan gereja mulai 27 Februari sampai dengan 14 Maret 2020 sebagai antisipasi virus Corona pula.