Penyebaran Virus Corona Kian Mengkhawatirkan, Iran Keluarkan Imbauan Pelaksanaan Shalat Jumat
"Ada 15 laboratorium medis yang akan dibuka minggu depan untuk mendiagnosis wabah virus corona," kata Kianoush dilansir dari Anadolu Agency.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN - Penyebaran Virus Corona yang kian masif membuat Kementerian Kesehatan Iran meminta otoritas terkait untuk menangguhkan pelaksanaan shalat Jumat.
Seperti dikutip dari Kantor Berita IRNA Jumat (28/2/2020), Juru Bicara Kementerian Kesehatan Kianoush Jahanpour mengatakan, semua kegiatan yang melibatkan banyak orang ditiadakan sampai batas waktu yang belum ditentukan.
"Ada 15 laboratorium medis yang akan dibuka minggu depan untuk mendiagnosis wabah virus corona," kata Kianoush dilansir dari Anadolu Agency.
Dilaporkan, setidaknya 245 orang positif virus bernama resmi covid-19 dan 26 kasus kematian terjadi.
Hal itu membuat Iran menjadi negara nomor dua setelah China sebagai negara dengan kasus virus corona terbesar di dunia.
Baca: Tips Antisipasi Penularan Virus Corona Menurut Tim Observasi di Pulau Sebaru Kecil
Wakil Presiden hingga Mantan Dubes Iran Positif Virus Corona
Wakil Presiden untuk urusan wanita dan keluarga, Masoumeh Ebtekar dinyatakan positif terjangkit virus corona.
Ia merupakan anggota kabinet Presiden Hassan Rouhani pertama yang terinfeksi virus bernama resmi Covid-19.
Seperti dikutip dari Al-Arabiya pada Kamis (27/2/2020), Ketua Komite Keamanan dan Luar Negeri Iran Mojtaba Zolnour juga mengumumkan dalam sebuah video, ia juga positif virus yang pertama kali menyebar di kota Wuhan, China itu.
Sebelumnya, dua pejabat Iran lain yakni Wakil Menteri Kesehatan Iran Iraj Harirchi dan Anggota Parlemen Mahmoud Sadeghi juga telah mengkonfirmasi keduanya telah terjangkiti virus corona.
Media pemerintah setempat juga melaporkan pada hari ini, seorang ulama Iran Hadi Khosroshahi meninggal dunia karena virus corona.
Khosroshahi diketahui menjabat sebagai duta besar Iran untuk Vatikan setelah revolusi 1979.
Sumber : Anadolu Agency dan Al-Arabiya