[POPULER] Pemilihan Perdana Menteri Baru Malaysia Digelar 2 Maret, Akankah Mahathir Mohamad Kembali?
Parlemen akan melakukan pemilihan perdana menteri yang baru pada Senin, 2 Maret 2020.
Penulis: Tiara Shelavie
"Beberapa menafsirkan 'mayoritas' sebagai suara yang paling banyak. Misalnya, jika ada tiga kandidat, maka orang yang memperoleh jumlah suara tertinggi akan menjadi perdana menteri, tetapi bagi saya, kandidat harus mendapatkan 112 suara untuk memenuhi syarat," katanya pada Bernama.
Shamrahayu juga menilai bahwa suara mayoritas adalah sesuatu yang logis dan penting untuk stabilitas pemerintahan yang akan dibentuk.
Sebab, hal itu menunjukkan kandidat yang memperoleh dukungan optimal telah memenuhi syarat untuk memegang jabatan perdana menteri.
Sementara itu, pakar hukum Internasional Universitas Islam Malaysia Prof Dr Nik Ahmad Kamal Nik Mahmood juga berbagi pandangan yang sama dengan Dr Shamrahayu.
Nik Ahmad Kamal menilai bahwa perdana menteri berikutnya setidaknya harus mendapatkan suara mayoritas sederhana.
"Saya tidak yakin apakah masing-masing partai politik akan mencalonkan seorang kandidat ... mungkin hanya beberapa nama yang akan diusulkan mengingat krisis politik sekarang yang berpusat di sekitar para pemimpin tertentu," katanya.
Ia juga mengatakan mungkin saja ada anggota parlemen yang tidak dapat menghadiri sidang khusus karena keadaan yang tidak dapat dihindari.
Namun karena pentingnya proses ini bagi negara, partai harus memastikan setiap anggota parlemen mereka hadir untuk memberikan suara.
"Yang penting adalah 112 suara bahkan jika 222 anggota parlemen tidak datang, namun kehadiran yang sempurna sangat penting karena masa depan negara ini dipertaruhkan," tambahnya.
4 Hal Penting yang Harus Diketahui tentang Memanasnya Situasi Politik di Malaysia Saat Ini
Seperti yang dirangkum dari The Guardian, inilah hal-hal penting yang harus diketahui tentang politik Malaysia saat ini:
1. Apa alasan Mahathir mengundurkan diri?
Mahathir tidak memberikan alasan jelas atas pengunduran dirinya.
Disebut ada ketegangan lama dalam aliansi yang berkuasa, Pakatan Harapan yang mencoba menggagalkan kemitraan dan kesepakatan antara Mahathir dan Anwar Ibrahim.