Kehidupan di Wuhan Sebulan Setelah Ditutup Karena Corona, Warga Masih Takut Keluar Rumah
Lantas bagaimana keadaan warga di sana, setelah menjalani karantina massal lebih dari satu bulan?
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, WUHAN - Kasus COVID-19 dikhawatirkan akan terus merebak, dengan Indonesia telah melaporkan kasus pertamanya setelah Presiden Joko Widodo mengkonfirmasikan dua warga dinyatakan positif terjangkit virus corona, kemarin (2/03/2020).
Perilaku 'panic buying', atau membeli bahan kebutuhan hidup dalam jumlah besar dipicu dengan kepanikan juga mulai terjadi, tak hanya di Indonesia, tetapi juga di Australia.
Para pakar kesehatan sejauh ini sudah mengatakan bahwa yang patut dilakukan untuk mewaspadai terkena virus corona adalah dengan menjaga kebersihan diri sendiri, seperti mencuci tangan, tidak menyentuh muka dengan tangan.
Apakah sudah diperlukan tindakan untuk menumpuk makanan di rumah?
Kota Wuhan, ibukota Provinisi Hubei dengan penduduk sekitar 11 juta jiwa diketahui menjadi tempat berasalnya virus corona, sejak awal tahun sudah dinyatakan tertutup dan sampai sekarang masih membatasi sebagian besar pergerakan warganya.
Lantas bagaimana keadaan warga di sana, setelah menjalani karantina massal lebih dari satu bulan?
Hari Selasa (3/2/2020), kantor berita China Xinhua melaporkan situasi di Wuhan masih mengkhawatirkan namun ada tanda-tanda positif.
"Jumlah kasus baru yang positif hari Minggu (1/3) di Wuhan adalah 193 orang, jumlah paling rendah, dan jumlah kasus yang dicurigai juga menurun," kata Chen Erzhen, yang memimpin tim medis asal Shanghai untuk membantu provinsi Hubei menangani kasus corona.
Dengan kasus baru yang berkurang, menurut Ma Xiaowei, Direktur Komisi Kesehatan Nasional China dalam jumpa pers hari Jumat, kota Wuhan saat ini memiliki 5 ribu tempat tidur di 16 rumah sakit darurat yang bisa menampung pasien baru.
Disebutkan setiap harinya jumlah pasien yang boleh keluar dari rumah sakit lebih besar dibandingkan dengan jumlah kasus baru.
Sampai hari Minggu di China, provinsi Hubei melaporkan adanya 67.103 kasus COVID-19 dan 283 kematian.
Dari jumlah tersebut, 33.757 pasien di provinsi Hubei sudah dinyatakan sehat kembali dan meninggalkan rumah sakit. Sementara 26.901 masih dirawat di beberapa rumah sakit.
Namun menurut kantor berita Xinhua, situasi keseluruhan masih mengkhawatirkan.
"Walau angka penyebaran sudah berhasil dikurangi, namun pertarungan keseluruhan masih jauh dari selesai," kata Zhou Jiazi, peneliti dari Akademi Ilmu Kedokteran China.
Sementara itu sejumlah mahasiswa Indonesia yang sudah dievakuasi keluar dari Wuhan merasa belum ada kepastian kapan mereka bisa kembali ke Wuhan.