Bos Media Bloomberg Batal Ikut Calonkan Diri di Pilpres AS, Padahal Sudah Keluarkan Rp 7 Triliun
Mantan Wali Kota New York ini menyatakan dukungannya kepada mantan Wakil Presiden Joe Biden untuk mengalahkan Trump pada pilpres November 2020.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Miliarder Michael Bloomberg mengumumkan mundur dari pertarungan pemilihan pendahuluan (primary) Partai Demokrat.
“Saya mencalonkan diri untuk mengalahkan Donald Trump.
Hari ini saya mengakhiri kampanye saya juga untuk mengalahkan Donald Trump. Jika saya tetap melanjutkan kampanye, tujuan kita bersama akan semakin sulit tercapai,” tutur Bloomberg di Hotel Sheraton, New York, Rabu siang (4/3/2020) waktu setempat dilansir oleh Politico.
Mantan Wali Kota New York ini menyatakan dukungannya kepada mantan Wakil Presiden Joe Biden untuk mengalahkan Trump pada pilpres November 2020.
“Sangat jelas kandidat yang dapat mengalahkan Trump adalah teman saya Joe Biden.”
Kampanye Jor-Joran tanpa Hasil Bloomberg selama ini dikenal sebagai seorang bankir Wall Street yang kemudian mendirikan perusahaan penerbitan yang belakangan menggunakan namanya sebagai nama medianya yang fokus pada pemberitaan industri keuangan.
Orang terkaya nomor sembilan di dunia versi Majalah Forbes itu menggelontorkan 500 juta dollar AS kekayaannya (Rp 7.08 triliun) untuk membiayai kampanyenya dengan fokus iklan media massa dan media sosial di negara-negara bagian dengan jumlah delegasi besar.
Baca: Covid-19 Masif di Iran, Donald Trump Batasi Perjalanan dan Pertimbangkan Tutup Perbatasan Meksiko
Baca: Donald Trump Ungkap Kematian Pertama Corona di AS adalah Hoaks, Sebut Demokrat Menipu
Baca: Donald Trump Sedang Kunjungi India, Terjadi Kerusuhan Umat Hindu-Islam, Tewaskan Lebih dari 20 Orang
Jumlah iklan yang dibelanjakan Bloomberg seorang hampir menyamai total biaya kampanye empat pesaingnya yakni Biden, Senator Vermont Bernie Sanders, Senator Massachusetts Elizabeth Warren, dan mantan Wali Kota South Bend Pete Buttigieg.
Salah satu contoh kampanye mahalnya adalah blitz iklan TV berbiaya 37 juta dollar AS (Rp 524 miliar).
Selain belanja iklan, Bloomberg menghabiskan pundi-pundi kekayaannya untuk menggaji 300 staf kampanye, 200 orang di antaranya bekerja intensif di markas kampanyenya di New York.
Bloomberg menggaji para staf kampanyenya hingga 6.000 dollar AS per bulan (Rp 85 juta).
Gaji itu lebih tinggi 70 persen dibandingkan staf kandidat presiden lain yang hanya dibayar 3.500 dollar AS per bulan (Rp 50 juta)
Namun kampanye jor-joran itu tidak memberikan kemenangan yang diharapkan.
Pebisnis berusia 78 tahun itu hanya mampu menang di satu wilayah yaitu teritori Samoa Amerika pada hari pemilihan Super Tuesday.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.