Pimpinan Revolusi Iran Sebut Virus Corona Senjata Biologis AS: Awalnya China, Iran dan Seluruh Dunia
Pimpinan Revolusi Iran sebut virus corona merupakan senjata biologis AS yang awalnya menyebar di China, kemudian Iran dan seluruh dunia.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Merebaknya virus corona baru Covid-19 membuat dunia internasional khawatir.
Pasalnya, virus yang pertama kali muncul di Kota Wuhan, China ini telah menyebar dengan cepat.
Namun, hingga kini belum ditemukan vaksin untuk menyembuhkan virus corona.
Terkait dengan hal itu, Pimpinan Garda Revolusi Iran (IRGC) Hossein Salami, mengatakan, bahwa ada kemungkinan virus corona adalah serangan perang biologis Amerika Serikat (AS) terhadap China.
Mengutip dari The US Sun, Salami mengatakan demikian, saat jumlah korban tewas akibat virus corona di Iran melonjak 15 hingga 107 orang.
Ini merupakan wabah terburuk ketiga di dunia setelah China dan Korea Selatan.
Akibatnya, otoritas Iran menutup smeua sekolah dan universitas selama sebulan.
Selain itu, otoritas Iran juga telah membatasi perjalanan di dalam negeri karena mereka meminta bantuan internasional yang juga menghadapi virus corona.
Lantaran hal itu, Salami bersumpah bahwa, Iran akan memenangkan perjuangan melawan virus corona.
"Ada kemungkinan bahwa virus ini adalah produk dari serangan biologis oleh Amerika yang awalnya menyebar ke China dan kemudian ke Iran dan seluruh dunia," kata Salami.
"Amerika harus tahu bahwa virus ini akan kembali ke sana jika ada di belakangnya," imbuhnya.
Sebelumnya, Salami juga bersumpah untuk membersihkan planet ini dari 'kekotoran' Israel dan AS.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Iran, Saeed Namaki mengatakan, sekolah dan universitas di iran akan tetap ditutup selama setidaknya satu bulan.
Baca: Diplomat Iran Sekaligus Pejabat Senior Meninggal Gara-gara Corona
Baca: Covid-19, Salat Jumat di Seluruh Negeri Dibatalkan Pemerintah Iran, Antisipasi Penularan Corona
"Orang seharusnya tidak menganggap ini sebagai kesempatan untuk bepergian," kata Namaki.
"Mereka harus tinggal di rumah dan menerima peringatan kita dengan serius."
"Virus ini sangat menular, ini masalah serius, jangan bercanda tentang itu," ujar Namaki.
Ia juga mengumumkan, pihak yang berwenang tengah menjaga pos-pos pemeriksaan untuk membatasi perjalanan antar kota.
Selain itu, para pejabat juga telah menangguhkan acara budaya dan olahraga yang besar serta mengurangi jam kerja.
Diketahui, korban meninggal dunia dan korban terinfeksi virus terus bertambah setiap harinya.
Baca: Viral di Iran Video Diduga Tumpukan Mayat Korban Virus Corona, Perekam Ditangkap Polisi
Baca: Cegah Virus Corona, Kemenlu Larang Pendatang dari Iran, Italia, dan Korea Selatan Masuk Indonesia
Dikutip dari thewuhanvirus.com, hingga Jumat (6/3/2020), virus corona telah menyebabkan 98.411 orang positif terinfeksi.
Sementara itu, virus yang muncul pertama kali di Kota Wuhan itu telah menewaskan 3.387 orang.
Namun, ada sebanyak 55.444 orang dinyatakan sembuh dari virus corona.
Sementara Iran, menjadi negara keempat terbesar dari wabah virus corona setelah China, Korea Selatan dan Italia.
Virus corona telah menyebabkan 3.513 orang positif virus corona, dengan kasus aktif sebanyak 2.666 orang.
Virus itu juga telah menewaskan 108 orang di Iran, namun ada 739 orang Iran dinyatakan sembuh dari virus tersebut.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri)