3 Wanita Berkelahi Gara-gara Tisu Toilet di Supermarket, Video Kaget Lihat Troli Penuh Timbunan
Insiden itu diduga terjadi karena seorang ibu dan anak perempuannya menimbun tisu toilet.
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Tiga wanita membuat keributan di sebuah supermarket di Australia.
Tisu toilet menjadi penyebab perkelahian.
Tak hanya membuat ribut, beberapa di antaranya juga berteriak-teriak membuat gaduh seisi supermarket.
Baca: Indonesia Jangan Seperti Jepang, Tisu Toilet Dirantai & Digembok karena Corona, Penyebabnya?
Demikian karena kepanikan atas virus corona atau Covid-19 yang terjadi di Negeri Kangguru itu.
Dikutip dari mothership.sg, peristiwa terjadi di sebuah supermarket Woolworths di Australia, tepatnya di Chullora, 15 km barat distrik bisnis Sydney.
Dalam video yang beredar, ketiganya tertangkap kamera ribut dengan dua di antaranya berebut toilet.
Pertarungan terjadi di tengah kepanikan virus corona Australia yang sedang mendapat sorotan dunia.
Baca: Prediksi China Wabah Virus Corona Covid-19 di Wuhan Habis Akhir Maret 2020, Daerah Lain Mulai Normal
Kronologi
Insiden itu diduga terjadi karena seorang ibu dan anak perempuannya menimbun tisu toilet.
Antrian untuk toko dibuka pukul 7 pagi pada hari Sabtu dimulai beberapa jam sebelumnya.
Seorang wanita lalu emosi saat ibu dan putrinya memuat troli berisi penuh tisu toilet.
Perkelahian dimulai ketika wanita lainnya mencoba mengambil salah satu paket dari troli.
Kekacauan pun terjadi.
Seorang anggota staf lalu menghentikan perkelahian, saat kamera menyorot untuk menunjukkan troli penuh dengan kertas toilet.
Percakapan dalam Perkelahian
“Apakah kamu bercanda?”, Wanita itu bertanya.
"Aku tidak memukulnya, dia memukulku," lanjutnya, menunjuk putri perempuan itu.
"Aku tidak menyentuhmu, aku mengambil paket itu, dan kamu datang dan memukulku."
"Aku hanya ingin satu bungkus," katanya, menunjuk troli yang penuh kertas toilet.
Sang ibu kemudian berkata "menjauh dari putriku", ketika pembeli lain meminta mereka untuk berhenti berkelahi.
“Aku hanya ingin satu bungkus”, para perempuan itu kemudian berkata, sambil menunjuk troli ibu dan anak itu.
Sang ibu kemudian menolak untuk memberikan satu paket kepada wanita yang menderita itu, dengan mengatakan “tidak, tidak satu bungkus pun”.
Pernyataan polisi
Polisi Bankstown mengatakan mereka berusaha mengidentifikasi dua wanita itu.
Mereka sudah berbicara dengan seorang wanita berusia 49 tahun tentang insiden itu.
Polisi telah meminta para wanita untuk tetap tenang.
"Tidak perlu untuk itu (panik berebut tisu)," ujar Inspektur Andrew New, Penjabat Bankstown Police.
"Kekerasan tidak akan ditoleransi, dan siapa pun yang terlibat dalam perilaku ini mungkin melakukan pelanggaran dan mendapati diri mereka di pengadilan," tambahnya.
Tisu Toilet Digembok
Kabar virus corona atau Covid-19 menimbulkan berbagai dampak
Seperti halnya dampak sosial yang terjadi di tengah masyarakat.
Termasuk di Indonesia, virus yang telah menjangkit dua warga Depok, Jawa Barat, mengakibatkan masyarakat panik, hingga timbul istilah panic buying.
Aksi memborong keperluan dan kebutuhan pelindung diri seperti masker hingga pembersih tangan pun dilakukan.
Baca: Warga Ikut Sebar Pesan di WA Berisi Kesaksian Pasien Corona Depok, Ernest Prakasa: Tegur Baik-baik
Baca: Video Viral, Orang Batuk di Komuter Tanpa Kenakan Masker Bikin Geger Penumpang Lain
Di luar itu, kepanikan justru lebih dulu melanda Jepang karena corona.
Di Negeri Matahari Terbit ini, corona berdampak pada perkelahian hingga maraknya pencurian.
Bukan sembarang barang yang dicuri, yakni gulungan tisu toilet.
Dikutip dari mothership.sg, situasi panik terjadi di Jepang.
Tercatat hingga kemarin Selasa (3/3/2020), dikonfirmasi 275 kasus Covid-19 ditangani pemerintah.
Demikian menimbulkan kepanikan hingga keributan bagi warga Jepang.
Paranoia terjadi di tengah masyarakat lantaran takut tertular virus corona.
Mereka melakukan panic buying berbelanja sebanyak-banyaknya seperti masker hingga Hand Sanitizer (gel pemberish tangan).
Bahkan terjadi perkelahian karena masing-maisng orang berebut barang itu.
Misalnya seperti kasus perkelahian yang terjadi di jalan-jalan di Yokohama, demikian disebabkan karena berebut membeli masker.
Lalu terjadi di supermarket di Shinjuku dan Saitama, banyak tisu-tisu toilet diborong dan habis.
Baca: Update Virus Corona Global, Menjangkit 80 Negara, 92.880 Terinfeksi, 3.168 Meninggal, 47.473 Sembuh
Tisu Toilet Dirantai dan Digembok
Lebih parahnya lagi, terjadi pencurian tisu toilet di Jepang.
Beberapa orang menganggap tisu toilet berharga dan mereka lalu mengambil sikap untuk melakukan pengamanan.
Seorang pengguna Twitter mengunggah kabar bahwa toilet umum di Nakano, Tokyo ditutup.
Maraknya pencurian tisu toilet secara-terus-menerus menjadi penyebab toilet umum ditutup.
Sejaln dengan hal itu, beberapa peringatan tulisan dari warga pun bermunculan.
Di antaranya yakni meminta agar tidak mengambil gulungan tisu toilet.
Peringatan lainnya bebrunyi ancaman bagi yang nekat mencuri tisu toilet akan dilaporkan ke polisi.
Maka dari itu beredar kabar bahwa gulungan tisu-tisu dirantai dan digembok di Jepang.
Denda Pencuri Tisu Toilet
Jepang tegas melakukan penindakan hukum, seperti halnya pencurian gulungan tisu toilet.
Pada tahun 2018, seorang pria berusia 64 tahun dari Prefektur Shimane ditangkap karena mencuri gulungan kertas toilet dari kamar kecil rumah sakit.
Menurut Japan Today, ia didenda ¥ 200.000 (S$ 2.578) atau setara Rp 26 juta.
Kertas toilet itu bernilai ¥ 30 (S $ 0,39) atau sekitar Rp 4.000.
Warga Bandung Serbu Masker
Dikutip dari Tribun Jabar, wabah virus corona mulai menjangkiti Indonesia pascapemerintah mengumumkan dua warga Kota Depok, Provinsi Jabar positif terjangkit.
Virus ini sudah menghantui sejumlah negara sejak Januari 2020.
Antisipasi tertular bisa dilakukan dengan membiasakan mencuci tangan menggunakan sabun maupun hand sanitizer.
Hanya saja, stok sanitizer mulai diborong.
Di kawasan Antapani, produk hand sanitizer mulai langka dijual di sejumlah apotek di Jalan Jakarta hingga Jalan Purwakarta, dua jalan utama di kawasan Antapani.
"Untuk hand sanitizer lagi kosong," ujar Risda (30), pegawai apotek di Jalan Purwakarta, Senin (2/3/2020).
Tidak hanya itu, keberadaan masker juga sama.
Bahkan, di kasir apotek itu, juga dipasang pengumuman bahwa masker juga kosong.
"Untuk masker biasa kosong, hanya tersedia masker jenis N95," ujar dia.
Hal senada dikatakan Tedi (45), pegawai apotek di kawasan yang sama.
Menurutnya, sejak sebulan terakhir, banyak warga yang membeli cairan higienis tersebut.
"Setelah kabar virus corona menyebar, banyak warga yang membeli pembersih tangan. Sekali beli bisa tiga sampai lima buah," ujar Tedi.
Di minimarket, hand sanitizer biasanya dipajang di rak dekat obat-obatan.
Namun, menurut Henhen (26), sejak sebulan terakhir, barang itu laku.
"Iya banyak yang beli sekarang. Sekali beli lebih dari 1 buah. Harga satuannya sih variatif, ada yang Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu," katanya.
Kemenkes RI sudah menerbitkan Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Infeksi Novel Coronavirus. File itu bisa diunduh di situs Kemenkes. Pedoman itu berisi 75 halaman mencakup IV Bab.
Mulai dari manajemen klinis hingga pencegahan dan pengendalian infeksi. Membersihkan tangan jadi salah satu pencegahan terhadap virus yang pertama kali dideteksi di Kota Wuhan, China tersebut.
Kasus virus corona baru atau Covid-19 sudah positif menjangkit dua warga negara Indonesia asal Depok.
Virus corona yang baru ini menyerang sistem pernapasan manusia.
Baca: Panduan Siap Siaga Hadapi Virus Corona, Cara Awal dan Penanganan Bisa Download di Sini
Virus ini termasuk dalam golongan yang sama dengan SARS dan MERS.
Hingga kini belum ada obat untuk virus corona namun bukan berarti tidak ada manusia yang sembuh dari penyakit tersebut.
Orang yang terinfeksi dapat sembuh karena mengandalkan imunitas tubuhnya.
Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto juga menegaskan masyarakat tidak perlu panik dan khawatir berlebihan terkait virus corona.
Menkes mengatakan virus corona tidak akan menyebabkan sakit bila imunitas orang tersebut baik.
"Tidak semua yang kontak akan sakit. Yang sakit imunitas tubuhnya rendah," kata Menkes di RSPI Sulianto Saroso, Jakarta, Senin (2/3/2020).
"Jadi tergantung badan kita. Kalau imunitas kita baik, enggak akan mempan. Ini data, kenyataan," tambah Menkes.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengimbau agar masyarakat melakukan tindakan pencegahan penyebaran virus corona.
Satu di antara pencegahannya adalah meningkatkan sistem imunitas.
(Tribunnews.com/Chrysnha)(TribunJabar/Mega Nugraha)