Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pakar Komunikasi Global: Laporan Media soal Virus Corona Berlebihan dan Sensasional

Son Yejin menyumbangkan dana lebih Rp 1 miliar karena ia merasa sedih kota kelahirannya, Daegu, sekarang sedang menghadapi masalah besar.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Pakar Komunikasi Global: Laporan Media soal Virus Corona Berlebihan dan Sensasional
AFP/GIOVANNI ISOLINO
Petugas Palang Merah Italia yang mengenakan pakaian pelindung dan masker memakaikan gelang kepada seorang anak Imigran yang diselamatkan di Mediterania saat turun dari kapal NGO Sea Watch, di pelabuhan Messina, Sisilia, Kamis (27/2/2020). Imigran tersebut dicek kesehatannya saat memasuki Italia, setelah merebaknya wabah virus corona. Lebih dari 2000 orang warga Italia telah dinyatakan positif terinfeksi virus corona, dan membuat Italia sebagai negara terbanyak di Eropa yang terinfeksi virus corona. AFP/GIOVANNI ISOLINO 

"Padahal itu tidak benar dan hewan peliharaan bisa juga terkena virus corona," tambah Professor Wahl-Jorgensen.

Worldometer, sebuah situs yang mengumpulkan data penyebaran dari seluruh dunia, sampai hari Kamis siang (5/3) memperkirakan sudah 3.250 orang tewas, dengan 95 ribu orang di seluruh dunia tertular COVID-19, dan 51.500 orang sudah sembuh.

Baca: Kronologi Dua Driver Ojol Suspect Virus Corona Kabur Saat Dikarantina

Sebagai bandingannya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan epidemi flu setiap tahunnya menyebabkan 650 ribu meninggal, sementara Worldometer memperkirakan di tahun 2020 ini sudah 86 ribu orang meninggal karena flu.

Meski adanya angka kematian yang tinggi akibat flu, Professor Wahl-Jorgensen mengatakan media jarang sekali melaporkan kematian karena flu dengan berita-berita yang menakutkan seperti wabah virus corona seperti sekarang ini.

"Dalam situasi yang tidak menentu, jurnalisme sering kali memuat spekulasi dengan kemungkinan paling buruk." kata Professor Wahl-Jorgensen.

"Walaupun bisa membantu agar kita awas dengan kemungkinan paling buruk, namun ini juga bisa menyebabkan kekhawatiran yang tidak perlu."

Prof Wahl-Jorgensen mengatakan wabah virus corona juga merupakan wabah pertama dunia yang terjadi di masa media sosial.

Berita Rekomendasi

"Media sosial tampaknya memainkan peran penting dalam penyebaran informasi yang tidak benar dan kepanikan." katanya.

"Sementara Twitter, Facebook, dam yang lain berusaha kerasa untuk menangkal informasi tidak benar ini, ini adalah masalah yang sulit ditangani."

"Oleh karena itu, apa yang terjadi sekarang adalah bahwa kita jangan percaya begitu saja dengan gambar, tayangan dan berita yang muncul di media sosial, khususnya informasi tersebut belum diverifikasi oleh sumber yang bisa dipercaya."

Artis Korea sumbang dana untuk penanggulangan virus corona

Setelah pemberitaan lebih banyak terkonsentrasi kepada jumlah korban dan cara penanggulangan wabah, sekarang laporan mengenai penderita COVID-19 sembuh mulai muncul dari berbagai negara.


Di China, sumber wabah virus corona, dilaporkan sudah lebih dari 50 ribu orang yang keluar dari rumah sakit, demikian juga di negara lain seperti Singapura dan Vietnam, mereka yang sebelumnya terkena virus corona sekarang dinyatakan "sembuh".

Salah satu negara yang masih berjuang untuk menanggulangi virus tersebut adalah Korea Selatan dengan kota Daegu yang disebut-sebut sebagai pusat penyebaran utama.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas