Korea Utara kembali Meluncurkan Proyektil di Tahun 2020, Korea Selatan dan Jepang Terus Mengawasi
"Militer sedang melakukan pengawasan terkait adanya peluncuran susulan dan menjaga kesiapan," jelas pihak Korea Selatan pada sebuah pernyataan.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Setelah itu, Presiden Kim Jong Un mengirim sebuah pesan perdamaian ke Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in.
Dia mengatakan pada Moon Jae-in bahwa negara ginseng adalah persahabatan dan kepercayaan yang tidak dapat tergoyahkan.
Baca: Virus Corona di Italia: Jumlah Korban Tewas Meningkat setelah Italia Bagian Utara Dikarantina
Baca: Viral Pidato Menteri Kesehatan Singapura Gan Kim Yong soal Virus Corona: Berhenti Sentuh Wajahmu
Dilansir VOA, langkah ini menciptakan ketidakpastian terhadap tujuan sebenarnya Korea Utara pada 2020 ini.
Peluncuran ini dilakukan setelah negosiasi dengan Amerika Serikat terhenti.
Sekaligus berakhirnya batas waktu dari Pyongyang bagi Washington menawarkan konsesi baru.
Pyongyang berada di bawah serangkaian sanksi terkait program persenjataannya dari Dewan Keamanan PBB (UNSC), Amerika Serikat, Korea Selatan, dan lainnya.
Inggris, Jerman, Perancis, Estonia dan Belgia mengadukan aksi peluncuran misil atau rudal ini ke Dewan Keamanan PBB (UNSC) pekan lalu.
Mereka menganggap kegiatan Korea Utara ini merupakan tindakan provokatif dan melanggar resolusi PBB.
Sedangkan kerabat perempuan Kim Jong Un mengatakan bahwa peluncuran alat-alat perang itu adalah latihan biasa.
Tidak bertujuan untuk mengancam siapa pun, dilansir Guardian dari media lokal KCNA pekan lalu.
Memang pada awal tahun ini, Pyongyang sudah mengingatkan bahwa mereka tengah mengembangkan senjata strategis baru.
Dan alat senjata-senjata ini akan diluncurkan dalam waktu dekat.
Para pengamat percaya, Kim Jong Un merencanakan rudal balistik (ICBM) atau rudal balistik dari kapal selam (SLBM), dilansir Mirror.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)