Korea Utara kembali Meluncurkan Proyektil di Tahun 2020, Korea Selatan dan Jepang Terus Mengawasi
"Militer sedang melakukan pengawasan terkait adanya peluncuran susulan dan menjaga kesiapan," jelas pihak Korea Selatan pada sebuah pernyataan.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Korea Utara telah melontarkan tiga proyektil tak dikenal di lepas pantai timur pada minggu ini.
Menurut penuturan militer Korea Selatan, sebelumnya negara komunis ini juga sudah menembakkan dua misil jarak dekat ke arah itu.
Proyektil ini diluncurkan pada Senin lalu dari Kota Sondok di wilayah pesisir, menurut Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS).
Kota Sondok ini memiliki lapangan udara militer dan dua tahun yang lalu Korea Utara pernah menembakkan misil dari daerah itu.
Proyektil itu termasuk diantaranya adaah artileri yang ditembakkan dari beberapa sistem peluncur roket.
Senjata perang itu melambung ke udara sampai 200 kilometer per detik dan mencapai 50 ketinggian 50 kilometer.
"Militer sedang melakukan pengawasan terkait adanya peluncuran susulan dan menjaga kesiapan," jelas JCS pada sebuah pernyataan.
Menteri Pertahanan Jepang, Taro Kono mengatakan bahwa proyektil itu merupakan rudal balistik.
Menurutnya, rudal ini tidak jatuh ke Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Jepang.
Kendati demikian, pemerintah negeri matahari terbit masih memeriksa detail terkait peluncuran ini.
Korea Utara sebelumnya pada Senin (2/3/2020) menembakkan dua rudal jarak pendek di lepas pantau timur setelah tiga bulan sempat berhenti.
Menurut otoritas setempat, peluncuran ini hanyalah latihan rutin militer.
Presiden Korea Utara, Kim Jong Un mengawasi langsung latihan ini.
Sementara itu, kerabat perempuan Kim Jong Un, Kim Yo-jong mengutuk Presiden Korea Selatan sebagai 'anjing yang menggonggong ketakutan' karena protes yang dia lakukan.
Setelah itu, Presiden Kim Jong Un mengirim sebuah pesan perdamaian ke Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in.
Dia mengatakan pada Moon Jae-in bahwa negara ginseng adalah persahabatan dan kepercayaan yang tidak dapat tergoyahkan.
Baca: Virus Corona di Italia: Jumlah Korban Tewas Meningkat setelah Italia Bagian Utara Dikarantina
Baca: Viral Pidato Menteri Kesehatan Singapura Gan Kim Yong soal Virus Corona: Berhenti Sentuh Wajahmu
Dilansir VOA, langkah ini menciptakan ketidakpastian terhadap tujuan sebenarnya Korea Utara pada 2020 ini.
Peluncuran ini dilakukan setelah negosiasi dengan Amerika Serikat terhenti.
Sekaligus berakhirnya batas waktu dari Pyongyang bagi Washington menawarkan konsesi baru.
Pyongyang berada di bawah serangkaian sanksi terkait program persenjataannya dari Dewan Keamanan PBB (UNSC), Amerika Serikat, Korea Selatan, dan lainnya.
Inggris, Jerman, Perancis, Estonia dan Belgia mengadukan aksi peluncuran misil atau rudal ini ke Dewan Keamanan PBB (UNSC) pekan lalu.
Mereka menganggap kegiatan Korea Utara ini merupakan tindakan provokatif dan melanggar resolusi PBB.
Sedangkan kerabat perempuan Kim Jong Un mengatakan bahwa peluncuran alat-alat perang itu adalah latihan biasa.
Tidak bertujuan untuk mengancam siapa pun, dilansir Guardian dari media lokal KCNA pekan lalu.
Memang pada awal tahun ini, Pyongyang sudah mengingatkan bahwa mereka tengah mengembangkan senjata strategis baru.
Dan alat senjata-senjata ini akan diluncurkan dalam waktu dekat.
Para pengamat percaya, Kim Jong Un merencanakan rudal balistik (ICBM) atau rudal balistik dari kapal selam (SLBM), dilansir Mirror.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)