Anwar Ibrahim Ragu Kabinet Baru Benar-benar Bersih hingga Pertanyakan Komisi Anti Korupsi Malaysia
Presiden PKR Datuk Seri Anwar Ibrahim mempertanyakan bagaimana Komisi Anti Korupsi Malaysia (MACC) memastikan kabinet Muhyiddin 'bersih'.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
Kondisi politik Malaysia sempat dilanda konflik.
Oposisi dan faksi-faksi dari partai berkuasa Pakatan Harapan menyebabkan kondisi ketidakpastian.
Dimana para partai dan faksi mengklaim bahwa perwakilan mereka memiliki suara terbanyak.
Baca: Muhyiddin Yassin Umumkan Kabinetnya, Tiga Menteri dari PAS, Ini Kata Analis Politik
Baca: Pimpinan Pakatan Harapan Sebut Kemungkinan Besar Anwar Ibrahim Akan Memimpin Oposisi
Raja Malaysia kemudian menjatuhkan pilihan kepada Muhyiddin pada 29 Februari lalu.
Sehari setelah Muhyiddin mengumumkan kabinet baru, banyak reaksi bermunculan dari aktivis dan warga Malaysia.
Beberapa diantaranya mengecam nasionalis dan mayoritas etnis melayu yang banyak masuk ke barisan kabinet itu.
Sehingga ada anggapan bahwa keragaman dikesampingkan.
Dipercaya, Muhyiddin menekankan penampilan kabinet yang bersih daripada representasi dari kesetaraan gender.
Dia ingin menampilkan anak buahnya yang bebas skandal korupsi yang sudah lama mencemari mantan partai berkuasa, Organisasi Nasional Melayu (UMNO) dilansir SCMP.
Kabinet Muhyiddin sebenarnya juga memiliki lima anggota menteri perempuan.
Tetapi dibanding dengan total keseluruhan yakni 32 menteri, maka ini merupakan penurunan yang signifikan.
Empat perempuan diketahui juga terpilih menjadi wakil menteri.
Hanya ada satu etnis China dan etnis India dalam susunan kabinet baru ini.
Keduanya berasal dari partai yang kalah pada putaran pemilihan 2018.
Ini mendorong pikiran publik bahwa ini adalah kemunduran, meski tidak bermaksud rasis.
Kelompok-kelompok perempuan tak lepas mengritik kabinet baru ini.
Organisasi Bantuan Perempuan (WAO) menyatakan kekecewaannya karena hanya 15,6 persen menteri perempuan di barisan kabinet Muhyiddin.
Mereka juga khawatir, apakah janji-janji dari Pakatan Harapan masih akan dihormati.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)