Jadi Korban Hoaks, 27 Warga Iran Tewas Keracunan Alkohol, Dikira Alkohol Bisa Cegah Corona
Setidaknya 27 orang tewas akibat keracunan alkohol di Provinsi Khutzen dan Alborz, Iran.
Editor: Hasanudin Aco
Pasca-penetapan ini, WHO meminta semua negara untuk melakukan beberapa hal berikut:
Pertama, mengaktifkan dan meningkatkan mekanisme tanggap darurat
Kedua, berkomunikasi dengan publik tentang risiko dan bagaimana mereka dapat melindungi diri sendiri
Ketiga, menemukan, memisahkan, menguji, dan mengobati setiap kasus Covid-19 dan melacak setiap kontak yang berkaitan.
"Kami tak bisa mengatakan ini cukup keras atau cukup jelas. Semua negara mampu mengubah arah pandemi ini," kata Tedros.
Tedros menyebutkan, penyebaran virus corona saat ini tergantung setiap negara bahwa mereka mampu menghentikannya.
Menurut dia, tantangan yang dihadapi oleh banyak negara adalah kemauan mereka dalam menangani virus itu.
"WHO telah merespon penuh sejak kami diberitahu tentang kasus pertama. Kami telah setiap hari meminta negara-negara untuk mengambil tindakan mendesak dan agresif. Kami telah membunyikan bel alarm dengan keras dan jelas," jelas Tedros.
Sejalan dengan WHO, dosen klinis dari National Institute for Health Reseaech, Kings College London, Nathalie MacDermott mengatakan, perubahan status virus corona menjadi pandemi tak mengubah apa pun secara praktis.
Sebab, dunia telah disarankan dalam beberapa minggu terakhir untuk mempersiapkan potensi pandemi ini.
Akan tetapi, peningkatan status itu harus dimaknai dengan pentingnya negara-negara di seluruh dunia untuk bekerja secara kooperatif dan terbuka satu sama lain.
"Penggunaan istilah ini menyoroti pentingnya negara-negara dunia agar bekerja secara kooperatif dan terbuka satu sama lain serta bersatu dalam upaya kami untuk mengendalikan situasi ini," kata Nathalie, dilansir dari The Guardian (11/3/2020).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Diduga Khawatir Virus Corona, 27 Orang Tewas akibat Keracunan Alkohol di Iran"