Kasus Corona Pertama di Dunia Ditelusuri, Terpapar 17 November 2019
Pengindap corona pertama ditelusuri meski Catatan pemerintah Cina, orang pertama yang terinfeksi mungkin adalah penduduk Hubei berusia 55 tahun.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Garudea Prabawati
Sementara catatan pemerintah belum dirilis ke publik, mereka memberikan petunjuk berharga tentang bagaimana penyakit ini menyebar di awal-awal dan kecepatan penularannya, serta berapa banyak kasus yang dikonfirmasi telah dicatat oleh Beijing.
Para ilmuwan saat ini sedang mengidentifikasi 'pasien nol', sebutan bagi orang pertama yang terpapar virus.
Sebab dapat membantu mereka melacak sumber virus corona, yang umumnya dianggap telah 'melompat' ke manusia dari binatang buas, mungkin kelelawar.
Baca: Tak Tutup Tempat Ramai saat Corona Mewabah, Jubir: Rakyat Pandai
Dari sembilan kasus pertama yang dilaporkan pada bulan November (empat pria dan lima wanita) tidak ada yang dikonfirmasi sebagai "pasien nol".
Mereka semua berusia antara 39 dan 79 tahun, tetapi tidak diketahui berapa banyak penduduk Wuhan, ibu kota Hubei dan pusat penyebaran.
Ada kemungkinan bahwa ada kasus yang dilaporkan sebelumnya, bahkan lebih awal daripada yang dilihat oleh Post.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di dalam situs webnya, kasus Covid-19 pertama yang dikonfirmasi di China adalah pada 8 Desember.
Tetapi badan global itu tidak melacak penyakit itu sendiri tetapi bergantung pada negara-negara untuk memberikan informasi tersebut.
Sebuah laporan yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet oleh dokter China dari Rumah Sakit Jinyintan di Wuhan, yang merawat beberapa pasien yang paling awal, menyebutkan tanggal infeksi pertama yang diketahui pada 1 Desember.
Dr Ai Fen, 'peniup peluit' pertama yang diketahui, mengatakan kepada majalah People dalam sebuah wawancara yang kemudian disensor, bahwa tes menunjukkan bahwa seorang pasien di Rumah Sakit Pusat Wuhan didiagnosis pada 16 Desember sebagai tertular virus corona yang tidak diketahui.
Akun oleh dokter lain tampaknya menunjukkan komunitas medis di Wuhan menjadi sadar akan penyakit itu pada akhir Desember.
Laporan sebelumnya mengatakan bahwa meskipun dokter di kota mengumpulkan sampel dari kasus yang dicurigai pada akhir Desember, mereka tidak dapat mengkonfirmasi temuan mereka karena mereka dihambat oleh birokrasi, seperti harus mendapatkan persetujuan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok, yang membutuhkan waktu berhari-hari.
Mereka juga diperintahkan untuk tidak mengungkapkan informasi tentang penyakit baru kepada publik.
Hingga 11 Januari, otoritas kesehatan Wuhan masih mengklaim hanya ada 41 kasus yang dikonfirmasi.
(Tribunnews.com/Maliana)