Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Puncak Penyebaran COVID-19 di Cina Sudah Berakhir, Diprediksi Mereda Juni 2020

China menyebut jika puncak penyebaran virus corona di negaranya telah berakhir, terlebih akan mereda pada bulan Juni 2020.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Daryono
zoom-in Puncak Penyebaran COVID-19 di Cina Sudah Berakhir, Diprediksi Mereda Juni 2020
Xinhua/Xiongci
Saat dunia termasuk Indonesia sedang panik corona, kini intelijen Israel bongkar rahasia China terkait virus corona yang selama ini ditutupi. 

TRIBUNNEWS.COM - China, pada Kamis (12/3/2020) mengatakan puncak wabah baru penyakit coronavirus (COVID-19) di negara itu telah berakhir.

Hal itu dikatakan hanya beberapa jam setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan epidemi virus corona sebagai pandemi.

Seorang spesialis pernapasan Tiongkok yang terkenal mengatakan COVID-19 bisa dikendalikan pada Juni, jika sebagian besar negara bertindak seperti China, mengutip dari Xinhua.

Di China sendiri, kasus-kasus baru terus menurun dan situasi epidemi secara keseluruhan tetap pada tingkat yang rendah, kata Mi Feng, juru bicara Komisi Kesehatan Nasional, pada konferensi pers di Beijing.

Mi mengatakan jumlah kasus baru yang dikonfirmasi di Wuhan, pusat wabah di Provinsi Hubei, China tengah, turun menjadi satu digit, dengan hanya delapan kasus yang dilaporkan pada Rabu (11/3/2020).

Saat dunia termasuk Indonesia sedang panik corona, kini intelijen Israel bongkar rahasia China terkait virus corona yang selama ini ditutupi.
Saat dunia termasuk Indonesia sedang panik corona, kini intelijen Israel bongkar rahasia China terkait virus corona yang selama ini ditutupi. (Xinhua/Xiongci)

Baca: Virus Corona Mewabah, China Diwarnai dengan Tumpukan Limbah Medis

Hanya tujuh kasus baru dilaporkan di daratan Cina di luar Hubei, tetapi enam di impor dari luar negeri.

Wuhan mengkonfirmasi kemunculan virus baru pada bulan Desember, yang kemudian dinamai COVID-19.

Berita Rekomendasi

Virus yang sangat menular ini dengan cepat menyebar, dengan kasus harian memuncak di lebih dari 15.000 pada 12 Februari.

China telah memobilisasi sumber daya seluruh negara untuk menampungnya.

Kota-kota dikunci, para ahli dan persediaan dikirim ke pusat wabah, dan ratusan juta orang di seluruh negeri tinggal di rumah selama berminggu-minggu untuk menegakkan jarak sosial.

Pada minggu ini, normalitas telah kembali ke Tiongkok dengan stabil dengan banyak provinsi dan wilayah menurunkan tanggap darurat mereka.

Banyak bisnis melanjutkan operasi dan 87 persen otoritas masuk dan keluar negara itu telah memulai kembali layanan pada hari Kamis (12/3/2020) lalu.

Pasien dengan gejala ringan virus corona COVID-19 beraktivitas saat menjalani perawatan di sebuah pusat pameran yang diubah menjadi rumah sakit darurat di Wuhan, Hubei, China (17/2/2020). Data hingga Rabu (19/2/2020) ini, korban meninggal akibat virus corona di China sudah mencapai 2.000 orang setelah dilaporkan 132 kasus kematian baru.
Pasien dengan gejala ringan virus corona COVID-19 beraktivitas saat menjalani perawatan di sebuah pusat pameran yang diubah menjadi rumah sakit darurat di Wuhan, Hubei, China (17/2/2020). Data hingga Rabu (19/2/2020) ini, korban meninggal akibat virus corona di China sudah mencapai 2.000 orang setelah dilaporkan 132 kasus kematian baru. (AFP/STR/CHINA OUT)

Baca: Kasus Corona Pertama di Dunia Ditelusuri, Terpapar 17 November 2019

"Pendekatan berani Cina untuk menahan penyebaran cepat patogen pernapasan baru ini telah mengubah arah epidemi yang meningkat dengan cepat dan mematikan," kata misi bersama China-WHO tentang COVID-19.

Pejabat WHO dalam banyak kesempatan memuji tanggapan Cina, dan mendorong negara lain untuk belajar dari pengalamannya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas