POPULER: Singapura Masih Dipuji Soal Corona, PM Lee Seperti Bapak
Tindakan Pemerintah Singapura untuk memberantas virus corona atau Covid-19 mendapat respons positif dari warganya
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Tindakan Pemerintah Singapura untuk memberantas virus corona atau Covid-19 mendapat respons positif dari warganya.
Tak hanya itu, pidato kedua yang dilakukan Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong atau PM Lee kemarin Kamis (12/3/2020) pun menyita perhatian dunia.
Seperti halnya mendapat pujian dari warga asing seperti orang-orang Amerika.
Mereka memuji PM Lee dengan pidatonya yang disebut meyakinkan dan membuat warga tenang.
Ternyata pujian yang diberikan untuk PM Lee itu pernah dialami juga sebelumnya.
PM Lee pernah dipuji warga asing karena tindakannya dengan bijak mengumumkan dengan cepat penularan virus corona.
Dipuji Karena?
Dikutip dari mothership.sg, pidato kedua PM Lee tentang virus corona ramai dibicarakan di media sosial.
Pada 12 Maret, Perdana Menteri Lee Hsien Loong memberikan pidato kedua kepada warga Singapura tentang merebaknya Covid-19.
Dia menyatakan, situasi di Singapura masih terkendali, tetapi warga Singapura perlu mempersiapkan segala kemungkinan lmelonjaknya kasus Covid-19.
Pidatonya itu diterima dengan baik oleh orang-orang di luar Singapura, yang menyebut pidatonya menenangkan dan meyakinkan.
Pada 13 Maret, anggota grup Facebook Subtits Asian Traits, Benita Lim, membagikan tautan pidato PM Lee dalam bahasa Inggris, Mandarin, dan Melayu ke halaman tersebut.
Dalam keterangannya, dia menyatakan, pidato PM Lee adalah "pesan yang paling jelas, paling baik dan paling sederhana yang dikeluarkan oleh otoritas mana pun sejauh ini".
Dia juga menambahkan, tujuan berbagi pidatonya adalah untuk membantu orang lain mengomunikasikan situasi Covid-19 kepada orang tua.
Baca: Berbagai Cara Singapura Tangani Virus Corona: Tidak Pandang Remeh
Baca: Usai Telepon PM Singapura, Jokowi akan Hubungi Dirjen WHO Bicarakan Virus Corona
Baca: Singapura Siapkan Anggaran Rp 59 Triliun agar Ekonomi Tetap Stabil