Donald Trump Pakai Istilah 'Virus China' untuk Wabah Corona, Pejabat China Protes
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang mengatakan bahasa yang digunakan Trump itu menstigmatisasi China.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM - China pada Selasa (17/3/2020) menyatakan penolakan keras terhadap penggunaan istilah “virus China” oleh Presiden Trump, untuk mengacu pada virus corona yang telah menyebar ke lebih dari 150 negara di seluruh dunia.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang mengatakan bahasa yang digunakan Trump itu menstigmatisasi China.
Dalam cuitannya di Twitter hari Senin (16/3/2020), Trump menulis, “Amerika Serikat akan dengan kuat mendukung industri-industri, seperti maskapai penerbangan dan lain-lainnya, yang terutama terdampak oleh Virus China.”
Pekan lalu, Trump membagikan cuitan orang lain yang menyebut virus corona itu sebagai “Virus China.”
Baca: Ini yang akan Dilakukan Pemerintah Jika Rumah Sakit Tak Cukup Lagi Menampung Pasien Corona
Baca: Perjuangan dr Handoko Tangani Pasien Corona, Kini Dikabarkan Masuk ICU, Warganet Sebut Pahlawan
Sewaktu ditanya pada dengar keterangan di Kongres apakah “benar-benar keliru dan tidak patut” bagi presiden menggunakan kata-kata itu, direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC) Roberet Redfield mengatakan, “Ya.”
“China adalah fase pertama. Korea dan Iran fase kedua, dengan Italia, kini di seluruh Eropa,” kata Redfield.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut virus corona baru itu sebagai virus COVID-19.
Dalam mengumumkan nama itu, Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan menetapkan nama virus itu “penting untuk mencegah penggunaan nama-nama yang tidak tepat atau menstigmatisasi.” [uh/ab]