Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Di KLIA, Warga Asing Mengamuk Tak Bisa Masuk Malaysia

Pemberlakuan lockdown ini membuat semua warga asing tidak diizinkan masuk ke wilayah negeri jiran hingga akhir bulan ini.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
zoom-in Di KLIA, Warga Asing Mengamuk Tak Bisa Masuk Malaysia
Thasha Jayamanogaran
Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) tampak seperti 'bandara hantu' pasca pemerintah Malaysia memberlakukan lockdown. 

TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Situasi di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA), Malaysia, saat ini sangat berbeda dengan apa yang terlihat pada dua pekan lalu.

Saat itu, ketika wabah virus corona baru saja masuk ke negara tersebut, bandara ini masih ramai.

Banyak calon penumpang yang bepergian untuk perjalanan bisnis dan liburan ke berbagai kota dan negara.

Namun hal yang berbeda terjadi pada Rabu malam, KLIA tampak sepi.

Suara hanya terdengar di sebuah ruangan kecil dekat area keamanan imigrasi pada aula kedatangan bandara.

Baca: Lockdown, Sejumlah Pekerja Malaysia Tidur Terlantar di Dekat Stasiun MRT Singapura

Baca: Malaysia Lockdown, Layanan KBRI Kuala Lumpur Dihentikan Sementara hingga Akhir Maret

Dikutip dari laman Malay Mail, Kamis (19/3/2020), sumber suara berasal dari sekelompok warga asing yang terdiri dari 20 hingga 30 orang, mereka merasa tidak puas lantaran harus berurusan dengan petugas imigrasi Malaysia.

Hal itu karena merupakan hari pertama dimulainya sistem penguncian (lockdown) secara nasional yang diberlakukan pemerintah Malaysia hingga 31 Maret mendatang.

Berita Rekomendasi

Langkah ini diambil untuk mengantisipasi penyebaran virus corona yang semakin masif di negara itu.

Pemberlakuan lockdown ini membuat semua warga asing tidak diizinkan masuk ke wilayah negeri jiran hingga akhir bulan ini.

Warga asing ini pun berusaha untuk menegosiasikan kepentingan mereka, namun tentunya tidak ada kompromi karena instruksi lockdown telah diterapkan.

Seorang penumpang mengatakan dirinya dapat mendengar percakapan itu, dan salah satu petugas imigrasi menegaskan kembali apa itu lockdown.

"Tidak bisa, kami sudah mengumumkan tidak ada satupun warga asing yang diizinkan untuk masuk ke negara ini, mengapa kamu tidak taati saja?," kata petugas imigrasi tersebut.

Diantara kelompok itu terdapat seorang perempuan Malaysia yang tampak berdebat dengan petugas imigrasi lainnya.

Ia telah kembali ke negara itu bersama seorang warga negara India dan memohon agar otoritas bandara mengizinkan rekannya tersebut masuk ke Malaysia.

Namun, petugas imigrasi tetap tidak menghiraukan dan menyuruh warga India itu kembali memesan tiket pulang ke negaranya.

Pertanyaannya adalah mengapa maskapai mengizinkan warga asing ini naik pesawat yang menuju ke Malaysia, padahal lockdown telah diberlakukan sejak Rabu kemarin.

Namun ternyata, para warga asing ini tidak naik maskapai Malaysia, sehingga pemberlakuan lockdown pun tidak diumumkan.

Kendati demikian, beberapa dari wisatawan asing ini sadar terkait pemberlakuan lockdown, namun mereka terus mencoba keberuntungan dengan melakukan perdebatan dengan petugas imigrasi.

Seorang warga Amerika Selatan awalnya mengira akan ada kelonggaran yang diberikan karena pemberlakuan lockdown baru memasuki hari pertama.

"Anda tidak akan pernah tahu, itu kan hanya hari pertama, saya yakin mereka akan memberikan sedikit kelonggaran. Jadi saya hanya mencoba saja," kata warga Amerika Selatan tersebut.

Sementara itu, para penumpang yang tiba di bandara harus melalui tahapan pemindai termal untuk kemudian dirujuk ke kantor kesehatan KLIA.

Ada pula penumpang yang diinstruksikan untuk melakukan karantina sendiri (self isolate) selama dua pekan dan diberi brosur terkait apa yang harus dilakukan selama periode ini.

Di KLIA, hanya ada sedikit orang Malaysia pada tiga penerbangan berbeda yang tiba saat pemeriksaan dilakukan.

Terlihat bahwa mayoritas merupakan siswa Malaysia yang baru kembali dari Inggris.

Seorang pendamping mereka mengatakan di aula kedatangan bahwa para siswa itu memang lebih baik kembali pada hari ini.

"Lebih baik mereka kembali sekarang, karena ada begitu banyak ketidakpastian saat ini," kata pendamping siswa itu.

Menurutnya, ini sebagai langkah untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk yang terjadi di Inggris.

"Kami tidak pernah tahu kapan Inggris akan menutup perbatasan mereka dan mungkin ada situasi di mana akan lebih sulit untuk membuat mereka kembali ke rumah," jelas dia.

Seorang siswa bernama Dorcas Chua yang baru saja kembali dari Inggris mengatakan dia merasa lebih aman pulang ke rumah.

"Saya merasa lebih aman di sini karena tidak ada jalan keluar bagi kami jika lockdown juga diberlakukan di Inggris. Tidak ada gunanya tinggal di sana, karena sebagian besar kegiatan pada semester ini dilakukan secara jarak jauh sekarang dan kami telah diberitahu bahwa itu akan sama untuk semester berikutnya," kata Chua.

Mengacu pada pemberlakuan lockdown di Malaysia, semua restoran dan outlet ritel di KLIA pun ditutup, hanya restoran-restoran tertentu seperti Starbucks saja yang menawarkan pemesanan untuk takeaway.

Sedangkan sebagian besar restoran di bandara itu juga mendorong para pelanggannya untuk melakukan pembayaran menggunakan kartu kredit, dibanding melakukan kontak langsung melalui metode transaksi tunai.

Maskapai KLM pun mulai memberikan jarak bagi para penumpangnya dengan agak menjauhkan posisi duduk mereka.

Setiap lorong hanya diisi dua penumpang dengan kursi tengah yang dibiarkan kosong.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas