Hampir Satu Miliar Orang di 35 Negara Jalani Karantina di Rumah
Hampir 1 miliar orang di seluruh dunia, menjalani karantina (isolasi) di rumah akibat pandemi virus corona (COVID-19) hingga Minggu (22/3/2020).
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Hampir 1 miliar orang di seluruh dunia, menjalani karantina (isolasi) di rumah akibat pandemi virus corona (COVID-19) hingga Minggu (22/3/2020).
Mereka tersebar di 35 negara di seluruh dunia. Termasuk 600 juta orang dalam karantina wajib pemerintah.
Berdasarkan catatan lebih dari 12.000 orang di seluruh dunia, meninggal akibat COVID-19.
Terbanyak di Italia, yang hari ini melaporkan 793 orang meninggal.
Sehingga kini totalnya telah melewati 4.800 orang meninggal.
Sementara Spanyol melaporkan lonjakan 32 persen angka kematian baru.
Di Perancis, para pejabat polisi mengatakan helikopter dan drone itu dikerahkan untuk meningkatkan upaya pemerintah untuk menjaga orang untuk tetap berada di rumah.
China melaporkan tidak ada kasus lokal infeksi COVID-19 untuk tiga hari berturut-turut.
WHO mengatakan Kota Wuhan, di mana virus pertama muncul akhir tahun lalu, menawarkan secercah "harapan untuk seluruh dunia."
Tak ada kasus dijumpai di Kota Wuhan.
Baca: Okie Agustina Ungkap Rasa Saling Sayang 2 Anaknya yang Beda Ayah Kandung: Tetap Begini Sampai Besar
Baca: Menteri Agama Serahkan Asrama Haji Pondok Gede untuk Ruang Isolasi Pasien Covid-19
Hampir 800 Orang Meninggal Per Hari di Italia
Italia melaporkan 793 orang meninggal karena virus corona (COVID-19), pada Sabtu
Ini rekor baru jumlah kematian tertinggi per hari.
Dengan begitu total 4.825 orang meninggal di Italia.
Jumlah kasus infeksi COVID-19 meningkat 6.557 menjadi 53.578.
Berdasarkan catatan jumlah korban jiwa di daerah Lombardy Utara di sekitar Milan adalah 3.095 orang dan 25.515 kasus.
Sejauh ini 6.072 orang sudah sepenuhnya sembuh pada Sabtu (21/3/2020), dibandingkan hari sebelumnya hanya 5.129.
Pemerintah Italia telah mengambil kebijakan Lockdown untuk 60 juta penduduknya sejak 12 Maret lalu.
Sejak itu masyarakat dilarang berkumpul dan sebagian besar toko tertutup.
Polisi pun melakukan penjagaan dan operasi terhadap mereka yang masih berkeliaran di jalanan.
Polisi memeriksa dokumen dan menanyakan alasan mereka ke luar rumah.
Baca: Positif Corona, Andrea Dian Ceritakan Kondisi Ruang Perawatan dan Ungkap Harapannya
Baca: Andrea Dian Stres Divonis Positif Corona, Ganindra Bimo Unggah Joker & Berjanji Ini: Atas Nama Tuhan
Italia Kalahkan China Soal Angka Kematian
Jumlah kasus meninggal di Italia melampaui kasus kematian akibat virus corona (Covid-19) di China, per Kamis (19/3/2020) waktu setempat.
Tercatat total kematian mencapai 3.405 setelah laporan baru sebanyak 427 orang meninggal pada Rabu (18/3/2020).
China melaporkan 3.245 orang meninggal sejak kasus pertama pada akhir tahun lalu.
Pada Kamis, badan perlindungan sipil Italia mengatakan pada konferensi pers bahwa jumlah kasus infeksi virus corona di negara itu naik menjadi 41.035, yang mencakup 5.322 kasus baru.
Terlihat hiruk pikuk truk tentara mengirimkan peti mati pada Kamis (19/3/2020) ke pemakaman di kota Italia Utara.
Pemakaman yang berlangsung 30 menit itu dilakukan untuk menghindari penularan melalui kerumunan.
Para petugas pengubur memakai perlengkapan lengkap, yang menutup dari kepala sampai kaki.
Kator Berita Italia ANSA melaporkan, kematian dua dokter lagi di kota terdekat Como Barat Bergamo pada Kamis (19/3/2020).
Baca: Update Terbaru Corona di Jawa Tengah, 2.416 ODP dan 14 Orang Positif Covid-19
Baca: Prakiraan Cuaca Jabodetabek Besok, Senin 23 Maret 2020: Bogor dan Depok Hujan Petir Siang Hari
Perdana Menteri Giuseppe Conte meminta warga Italia untuk disiplin dan mentaati aturan lockdown.
Sejumlah langkah sudah ditempuh Italia untuk menghentikan penyebaran virus corona.
Di antaranya pemerintah Italia sudah melakukan pembatasan perjalanan ke Italia, menutup restoran, bar dan hampir semua toko kecuali untuk toko makanan dan laboratorium kimiawan.
"Pemerintah melakukan yang terbaik, kita berada dalam perang melawan musuh yang tak terlihat," kata pemilik Roma toko Delicatessen Roberto Castroni.
Sejauh ini Otoritas Kesehatan Italia mencatat peningkatan kasus virus corona menjadi 15.113 dari 12.462 sebelumnya.
Dalam serangkaian langkah untuk menghentikan penyebaran virus corona, Gereja Katolik Roma telah memeintahkan penutupan seluruh gereja pada Kamis (13/3/2020).
Ini merupakan langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya di zaman modern yang akan berlaku untuk lebih dari 900 gereja paroki dan situs bersejarah di ibukota Italia.(Channel News Asia/Reuters/AFP)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.