Kisah Biksu di Thailand Buat Masker dari Daur Ulang Plastik untuk Cegah Virus Corona
Thailand sejauh ini memiliki jumlah kasus infeksi tertinggi di Asia Tenggara. Kini total infeksinya mencapai 721 kasus.
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Seorang biksu Buddha menulis doa pada sebuah masker wajah berwarna oranye.
Doa itu berbunyi sebuah permohonan agar penderitaan yang ditimbulkan virus corona segera berakhir.
Masker wajah itu bukan masker biasa, namun terbuat dari plastik daur ulang.
Thailand sejauh ini memiliki jumlah kasus infeksi tertinggi di Asia Tenggara.
Selama akhir pekan, infeksi bisa meningkat dua kali lipat.
Kini total infeksinya mencapai 721 kasus.
Baca: Kasus Virus Corona di Dunia: Angka Kematian Tertinggi di Italia, Ada Lonjakan di Thailand
Baca: Hewan di Tempat Wisata Thailand dan Jepang Ini Harus Cari Makan di Jalan karena Turis Berkurang
Perbatasan negara dan ruang-ruang publik telah ditutup.
Sekelompok biksu inovatif di dekat Bangkok mendekatkan diri kepada ajaran Buddha sebagai upaya mereka mengatasi penyakit virus corona.
Kuil Chak Daeng terkenal dengan kampanye yang dipimpin oleh kepala biara, Abbot Pranom.
Ia dikenal sadar akan lingkungan, bahkan kuil itu menghasilkan pakaian jubah dari 15 ton sampah plastik botol yang diterima setiap bulannya.
Biksu dan relawan menenun serat benang sintetis yang diekstraksi dari plastik dengan kapas ke tumpukan kain berwarna kuning (warna kuningnya dihasilkan dari saffron).
Abbot Pranom Dhammalangkaro pada bulan lalu mulai memproduksi beberapa masker wajah (dengan bahan daur ulang itu) sebagai upaya perlindungan kepada orang-orang.
Lapisan filter tambahan dijahit pada lapisan dalam yang dikatakan Abbot Pranom sebagai perlindungan dari tetesan semprotan yang potensial.
Baca: Gejala dan Ciri Corona, Kehilangan Indra Perasa & Penciuman Bisa Jadi Tanda Ada Covid-19 di Tubuh
Baca: Viral di Medsos, Ratusan Monyet Liar di Thailand Berebut Makanan
Untuk ketenangan pikiran, 'master jimat' Wat Chak Daeng menulis doa di masker-masker wajah tersebut.