Mengapa Sabun, Hand Sanitizer, dan Air Hangat Bisa Melawan Corona dan Virus Lainnya?
Bagaimana hal sederhana seperti sabun dan air hangat, atau hand sanitizer berbasis alkohol memperoleh kekuatan sedemikian besar terhadap parasit?
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Ifa Nabila
Anda sering mendengar bahwa air yang Anda cuci harus hangat, tetapi mengapa
Bagaimanapun, bahkan air panas tidak membunuh bakteri atau virus sampai Anda mencapai suhu yang akan melepuh kulit.
"Air dingin akan bekerja, tetapi Anda harus memastikan Anda bekerja sangat keras untuk mendapatkan busa dan mendapatkan semua sabun," kata ahli kimia Bill Wuest, seorang profesor di Universitas Emory yang mempelajari disinfektan.
"Air hangat dengan sabun mendapat busa yang jauh lebih baik, lebih banyak gelembung," kata Wuest.
"Itu indikasi bahwa sabun itu, mencoba merangkum kotoran dan bakteri serta virus di dalamnya," tambahnya.
Baca: AP II Perbanyak Titik Tempat Cuci Tangan di Bandara dan Perluas Area Penyemprotan Disinfektan
Baca: Ajak Lawan Corona, Iis Dahlia: Yuk Hidup Sehat, Minum Vitamin dan Cuci Tangan Sesering Mungkin
Hand Sanitizer
Berdasarkan penjelasan Schaffner, pembersih tangan berbasis alkohol bisa seefektif sabun jika digunakan dengan benar.
Hand Sanitizer harus memiliki setidaknya 60% alkohol di dalamnya,
"Itu alkohol yang merupakan pembunuh virus," ungkapnya.
"Kamu harus menggunakan cukup dan menyelesaikannya di seluruh permukaan," katanya.
"Gosokkan ke seluruh tanganmu, di antara jari-jarimu dan di punggung tanganmu," tuturnya.
Lebih jauh, Wuest menambahkan, alkohol memiliki tingkat kimia berbeda.
Sabun dan Air yang Terbaik
Tetapi ada situasi di mana sabun dan air adalah yang terbaik, kata Williams, karena kemampuan sabun dan air untuk menjebak dan membersihkan mikroorganisme.
"Alkohol cukup efektif membunuh kuman, tetapi tidak menghilangkan hal-hal," katanya.
"Jadi, Anda tahu, jika seseorang hanya bersin ke tangan mereka, dan tangan mereka ditutupi lendir, mereka harus menggunakan lebih banyak alkohol untuk menonaktifkan bakteri atau virus itu.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)