Buruh Migran India Pulang Kampung dan Isolasi Diri di Pohon Beringin dan Mangga, Takut Bawa Virus
Setidaknya tujuh buruh migran dari Chennai pulang kampung ke Bengal Barat di tengah lockdown India. Mereka membangun tempat tidur di pepohonan.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Setidaknya tujuh buruh migran dari Chennai pulang kampung ke Bengal Barat di tengah lockdown India.
Ketujuh orang itu menempuh perjalanan ratusan kilometer dengan kereta api.
Dilansir New Indian Express, bukannya pulang ke rumah dan bergabung bersama keluarga, mereka justru membangun tempat tidur di pepohonan.
Baca: India Lockdown untuk Hambat Sebaran Corona, PM Narendra Modi Minta Maaf
Baca: Lockdown Total, India Dilanda Kekacauan: Ribuan Migran Pulang Jalan Kaki hingga Terbatasnya APD
Para migran dari kota ini takut membawa virus dan menularkannya kepada keluarga mereka.
Selain itu, tidak ada lagi ruang tersisa di rumahnya.
Sehingga mau tidak mau memanfaatkan pohon karena tidak ada lagi tempat yang bisa dituju.
Para migran yang kembali ke Distrik Purulia mengarantina diri mereka di atas tiga pohon.
Satu pohon beringin dan dua pohon mangga.
Ketujuh pekerja ini berasal dari Desa Bhangidih, termasuk dalam wilayah di sana.
Para migran itu paham bahwa kehadiran mereka bisa mengancam kesehatan.
Tidak hanya untuk keluarga saja tapi seluruh penduduk desa.
Sementara itu, aksi nekat mereka beresiko diserang gajah.
Jadi ketujuh orang ini mengikat kain-kain di cabang pohon dan memasang kelambu.
Mereka tinggal di sana sejak Senin lalu.
"Kami naik kereta api dari Chennai pada Sabtu pekan lalu. Kami tiba di Kharagpur pada hari berikutnya dan menjalani pemeriksaan kesehatan."
"Para dokter tidak menemukan gejala virus corona tetapi menyarankan karantina sendiri selama 14 hari sehingga kami tidak memasuki desa kami," kata Bijay Singh, salah satu pekerja itu.
Sesampainya di desa, Bijay memanggil teman-temannya untuk menyumbang kelambu dan kain.
Sedangkan untuk urusan perut, mereka dimasakkan oleh keluarga masing-masing.
"Mereka menyimpan makanan yang dimasak di bawah pohon, kita turun dan makan. Kami bahkan tidak mengizinkan anggota keluarga kami untuk mencuci peralatan."
"Kami mencucinya dengan sabun dan menyimpannya di tanah sebelum memanjat lagi," kata Ranjit Singh Sardar.
Sementara itu pejabat setempat, Dhrubapada Shandilya mengaku kagum dengan aksi nekat para buruh ini.
"Kami sedang memikirkan bagaimana cara membantu mereka," katanya.
Perilaku ketujuh orang ini sangat kontras dengan dua perwira IAS.
Seorang perwira IAS Bengal Barat menghadiri pertemuan di sekretariat negara.
Padahal sebelum itu, anaknya baru pulang di Inggris dan dia tidak mengarantina diri.
Tidak lama kemudian putranya dinyatakan positif Covid-19.
Sementara itu perwira IAS kader Kerala, juga diskors karena melanggar karantina sepulang dari Singapura.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)