Belanda Kembali Izinkan Penjualan Ganja di Tengah Lockdown, Ini Alasannya
Bruls mengatakan, Pemerintah Belanda ingin menghindari penjualan secara sembunyi-sembunyi di pasar gelap.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, NIJMEGEN - Sementara sebagian besar orang Belanda berjuang melalui penguncian akibat virus corona baru, perokok ganja menerima kabar baik: kedai kopi yang menjual obat itu buka kembali untuk pembelian takeaway.
Semua gerai yang menjual ganja diperintahkan untuk tutup, bersama dengan klub-klub seks dan sauna, ketika Pemerintah Belanda memberlakukan langkah-langkah penguncian mulai 15 Maret lalu untuk mengekang epidemi Covid-19.
Pembukaan kembali secara terbatas itu untuk menghindari transaksi obat-obatan di pasar gelap dan memastikan pasokan ganja obat.
Namun, dengan peraturan yang melarang orang berkumpul, pembeli tidak lagi boleh merokok di tempat.
Baca: Dua Warga Tangsel Sembuh dari Covid-19, Wali Kota Airin Ingatkan Tak Boleh Lelah dan Stres
Baca: Kata Pengamat soal Kebijakan Jokowi Gratiskan Tarif Listrik hingga Keringanan Kredit
"Apa yang kami lihat adalah orang-orang bergegas ke kedai kopi untuk membeli sesuatu," kata Wali Kota Nijmegen Hubert Bruls, Selasa (31/3).
"Kami memutuskan pada hari berikutnya, bersama dengan pemerintah, orang setidaknya bisa mengambil sesuatu".
Bruls mengatakan, Pemerintah Belanda ingin menghindari penjualan secara sembunyi-sembunyi di pasar gelap.
"Ini adalah pilihan antara dua kejahatan karena kamu bisa mengatakan, tutup kedai kopi, tapi kemudian kita tahu satu hal yang pasti, perdagangan ilegal akan kembali," ujar dia seperti dikutip Reuters.
Di kedai kopi Jetset di Timur Nijmegen, tindakan pencegahan keamanan berlaku untuk melindungi pembeli dan penjual dari kemungkinan saling menulari virus corona.
Tanda-tanda bacaan seperti "Kami bisa menolak masuk bagi yang batuk dan bersin" dan "Wajib memakai hand sanitizer sebelum masuk" terpasang di luar kedai kopi.
"Kami memiliki sejumlah besar orang yang menggunakan ganja untuk tujuan pengobatan, penghilang rasa sakit, orang dengan multiple sclerosis, orang dengan kemoterapi, yang benar-benar mendapat manfaat darinya," kata Stan Esmeijer, pemilik kedai kopi Kronkel di sebelah Jetset.
"Ini (ganja) juga memberikan sedikit relaksasi. Terutama di masa-masa ini, senang juga Anda memiliki saat-saat ketika Anda bisa santai. Satu orang menggunakan minuman untuk itu dan yang lainnya bersama," ujar dia kepada Reuters.
Belanda mengizinkan penjualan sejumlah kecil ganja dalam kebijakan yang mereka tujukan untuk mengelola risiko kejahatan dan kesehatan. Tingkat penggunaan jauh lebih rendah dibanding banyak negara lain.
Reporter: SS. Kurniawan
Berita Ini Sudah Tayang di KONTAN, dengan judul: Belanda izinkan lagi penjualan ganja di tengah penguncian corona, ada apa?