PBB Ingatkan Angka KDRT Meningkat Selama Pandemi Corona, Beberapa Negara Sudah Alami Itu
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres memperingatkan adanya lonjakan global kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) selama krisis Covid-19 ini.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres memperingatkan adanya lonjakan global kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) selama krisis Covid-19 ini.
Sehingga, PBB mendesak para pemerintah negara untuk meningkatkan upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan.
"Kami tahu lockdown dan karantina sangat penting untuk menekan Covid-19."
"Tetapi hal ini bisa menjebak perempuan dengan pasangan yang kasar," jelas Guterres pada video cuitannya, Minggu (5/4/2020) lalu, melansir Al Jazeera.
Baca: PBB Adopsi Resolusi yang Diajukan Indonesia dan 5 Negara Lainnya Terkait Covid-19
Baca: Sekjen PBB: Corona Adalah Ujian Terbesar Sejak Perang Dunia II
Menurutnya, para perempuan harus dijamin keamanan dan keselamatannya di tengah ancaman pandemi ini.
"Damai bukan hanya karena tidak adanya perang."
"Banyak perempuan di bawah lockdown Covid-19 menghadapi kekerasan ditempat mereka harusnya merasa aman: di rumah mereka sendiri."
"Saya memperingatkan semua pemerintah agar mengutamakan keamanan perempuan sama cepatnya dengan merespon pandemi," tulis Guterres.
Hal ini sebenarnya telah terbukti di sejumlah negara.
Baca: Tidak Semua 639 Jenazah yang Dimakamkan dengan Protap Covid-19 di Jakarta Positif Virus Corona
Baca: Ini Daftar 25 Dokter yang Gugur saat Pandemi Corona
Di beberapa negara, jumlah wanita yang menghubungi layanan bantuan atau dukungan naik dua kali lipat.
Penyedia layanan tersebut seperti halnya polisi dan staf kesehatan sampai kewalahan menghadapi hal ini.
Menurut Guterres, para kelompok pendukung untuk wanita ini juga 'lumpuh' dan kekurangan dana.
Dia menyerukan agar pemerintah menindak keras pelaku KDRT.
Selain itu juga membuat sistem peringatan darurat di apotek, toko makanan, dan layanan penting bagi perempuan.