Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bisnis di Wuhan Mulai Berjalan, Perusahaan Besar Produksi Lagi, namun Usaha Kecil Khawatir

Pada Rabu (8/4/2020) ini Kota Wuhan, Provinsi Hubei resmi bebas dari penguncian atau lockdown.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Bisnis di Wuhan Mulai Berjalan, Perusahaan Besar Produksi Lagi, namun Usaha Kecil Khawatir
HECTOR RETAMAL / AFP
Orang-orang yang memakai masker menunggu di Stasiun Kereta Api Hankou di Wuhan, untuk naik salah satu kereta pertama yang meninggalkan kota di provinsi Hubei tengah China awal 8 April 2020. Pihak berwenang Wuhan mencabut larangan lebih dari dua bulan untuk perjalanan keluar dari kota. di mana pandemi global pertama kali muncul. 

TRIBUNNEWS.COM - Pada Rabu (8/4/2020) ini Kota Wuhan, Provinsi Hubei resmi bebas dari penguncian atau lockdown.

Kini kehidupan mulai berjalan kembali, meski belum seramai dahulu.

Sejumlah perusahaan di Wuhan kembali memanggil para karyawannya untuk bekerja dan membangkitkan kota lagi.

Hampir 94 persen bisnis Wuhan atau 11.000 diantaranya mulai beroperasi kembali.

Wakil Wali Kota Wuhan, Hu Yabo, mengatakan ada 97 persen perusahaan industri besar yang sudah mulai aktif, sedangkan perusahaan jasa ada 93 persen, mengutip New York Times.

Baca: Lockdown di Wuhan Dicabut, Tapi Kehidupan Masih Lesu dan Masyarakat Rasakan Trauma

Baca: FAKTA Status Lockdown Wuhan Berakhir, Profesor Harvard Ingatkan Gelombang Ke-2 Infeksi Virus Corona

Tidak jelas berapa banyak bisnis yang ada di ibu kota Hubei ini, namun Wuhan dikenal sebagai kota industri di China.

Pejabat kota, Dang Zhen, mengatakan di perusahaan industri Wuhan hanya 60 persen karyawan yang bekerja dan hanya memakai listrik seperlima dari jumlah tahun ini.

BERITA TERKAIT

Perusahaan otomotif, Honda kembali berproduksi dengan kapasitas penuh.

Kota Wuhan merayakan dibukanya kembali kota itu setelah penguncian selama dua bulan dengan pesta spektakuler.
Kota Wuhan merayakan dibukanya kembali kota itu setelah penguncian selama dua bulan dengan pesta spektakuler. (Sky News)

Kemudian raksasa teknologi China, Huawei, merilis pernyataan pada media sosialnya bahwa karyawan di pusat penelitian di Wuhan akan kembali bekerja.

Kendati demikian, kekhawatiran terkait perekonomian lokal masih terasa.

Sebagian besar sektor pabrik China terpuruk karena gempuran pandemi corona, sehingga mereka mengurangi ekspor ke luar negeri.

Selama puncak pandemi China pada Februari 2020 lalu, tidak ada proyek pembangunan yang dibuat di Wuhan, baik properti baru atau yang sudah dibangun.

Ini merupakan data hasil catatan statistik pemerintah lokal.

Sementara itu, Helen Ding (47), yang bekerja di perusahaan arsitektur merasa risau.

Lantaran semua proyek yang perusahaannya miliki cukup besar sehingga tidak bisa dengan mudah dibatalkan.

Bahkan dia mengaku bosnya khawatir dengan bisnisnya di masa depan dan klien-kliennya.

"Seluruh dunia berada dalam kondisi yang buruk, dan sejauh masa depan, tidak ada yang memiliki kepercayaan diri," kata Ding.

Perusahaan Kecil Khawatir Membangun Bisnis Setelah Lockdown

Bagi perusahaan kecil di Wuhan, hilangnya pendapatan menyebabkan masalah lebih lajut.

Karena kekurangan uang tunai, perusahaan memberhentikan pekerja dan mungkin tidak bisa langsung mempekerjakan kembali karyawannya.

April 2020 ini, komunitas pemilik restoran di Wuhan melayangkan surat ke pemerintah kota dan memohon bantuan sewa, pinjaman bersubsidi, dan bantuan upah.

Epidemi ini menurut mereka menjadi bencana bagi bisnisnya.

Foto yang diambil pada 18 Maret 2020 menunjukkan warga berbaris untuk mengambil daging babi yang dikirim ke kompleks karantina mereka di Wuhan, Provinsi Hubei, China. Pada Kamis (19/3/2020), China melaporkan tidak ada kasus baru dalam virus corona untuk pertama kalinya sejak wabah ini muncul.
Foto yang diambil pada 18 Maret 2020 menunjukkan warga berbaris untuk mengambil daging babi yang dikirim ke kompleks karantina mereka di Wuhan, Provinsi Hubei, China. Pada Kamis (19/3/2020), China melaporkan tidak ada kasus baru dalam virus corona untuk pertama kalinya sejak wabah ini muncul. (STR / AFP)

Pada puncak epidemi, Liu Dongzhou, berpikir untuk menyerah pada perusahaannya yang membuat bakso ikan, ayam suwir, dan makanan beku serta olahan lainnya.

Lepas penguncian ini, dia ingin kembali menjalankan perusahaannya tetapi terpaksa harus memberhentikan seperlima dari total 80 karyawannya.

Liu yang berusia 45 tahun ini kerap mendengar rencana bantuan dari pemerintah kepada para pebisnis.

Namun dia tidak yakin akan ada bantuan jangka pendek yang tersedia untuknya.

Bahkan jika pemerintah mengizinkan orang untuk meninggalkan Wuhan sekalipun, lingkungan tempat tinggalnya baru-baru ini memperketat pembatasan pada warga.

Menurutnya, Rabu ini bagaikan tonggak sejarah baru.

"Untuk orang biasa, ada tidaknya lockdown, tidak ada perbedaan yang besar," katanya.

Lockdown Memberi Wajah Baru Pada Wuhan

Sementara itu Yan yang bekerja sebagai staf penjualan di cabang General Electric mengaku takut mengundang karyawan masuk.

Dia masih takut dengan bayang-bayang penularan virus corona.

"Mereka akan menggertakkan gigi dan melanjutkannya," kata Yan.

"Lagipula ini adalah perusahaan yang besar," sambungnya.

Februari silam, Yan menghabiskan 15 hari berjuang sembuh dari Covid-19 di Rumah Sakit Huoshenshan, Wuhan.

Baca: China Akhiri Masa Karantina, 55 Ribu Orang Tinggalkan Kota Wuhan

Baca: Warga Wuhan Rayakan Kebebasannya Setelah 76 Hari Lockdown

Sebelumnya, dia menimbun banyak makanan di apartemennya setelah pandemi merebak di sana.

Namun setelah dia pulang dari rumah sakit, semua stok makanannya malah berubah lebih buruk.

Setelah itu dia mengambil cuti sakit dan bekerja dengan tetap beristirahat di rumah.

Dia tidak bisa menemui orang tuanya selama dua bulan, meskipun sebenarnya hanya berjarak satu kompleks apartemen di sebelahnya.

Pengalaman itu membuat Yan sadar, kesehatan dan keluarga lebih penting dan menjadi prioritas nomor satu.

Kemudian yang kedua adalah pekerjaan, karier, dan kesuksesan.

Ilustrasi petugas medis membentangkan bendera China - Untuk Pertama Kalinya, Tidak Ada Kasus Virus Corona Baru yang Dilaporkan di Wuhan
Ilustrasi petugas medis membentangkan bendera China - Untuk Pertama Kalinya, Tidak Ada Kasus Virus Corona Baru yang Dilaporkan di Wuhan (The Star)

Sejatinya, Yan sudah seringkali ingin menyesuaikan kehidupannya seperti itu.

"Tapi aku tidak pernah benar-benar melakukannya," ujarnya.

Kendati demikian, musibah wabah corona yang besar ini membuatnya bisa melihat kembali Kota Wuhan yang berbeda.

Kini rumput terlihat lebih hijau dan pohon-pohon tumbuh subur.

Bahkan ada lebih banyak burung yang berkeliaran di sekitar apartemennya.

"Sebelum wabah ini, Wuhan adalah kota dengan banyak vitalitas," kata Yan.

"Beijing, Shanghai, Guangzhou, dan Shenzhen sudah matang secara ekonomi. Tapi, Wuhan baru saja memulai," tandasnya.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas