Deklarasikan Darurat Antisipasi Covid-19, Gubernur Kyoto Minta Izin Pemerintah Jepang
Gubernur Kyoto akan meminta izin pemerintah pusat dulu sebelum mengeluarkan deklarasi darurat.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Gubernur Prefektur Kyoto Takatoshi Nishiwaki dan Wali Kota Kyoto Daisaku Kadokawa akan mengumumkan Deklarasi Darurat Kyoto, Jumat (10/4/2020) karena dianggap jumlah terinfeksi virus corona semakin banyak saat ini.
"Kami mengatakan akan meminta pemerintah pusat mengizinkan Kyoto mendeklarasikan darurat kesehatan sebagai upaya antisipasi penyebaran virus Corona," kata Gubernur Takatoshi Nishiwaki dan Wali Kota Kyoto, Daisaku Kadokawa.
Fakta yang ada sedikitnya 165 orang terinfeksi virus corona di Kyoto.
Bahwa jumlah orang yang terinfeksi per 10.000 populasi adalah yang terbesar kelima dari 47 prefektur yang ada di Jepang.
"Lebih parah lagi jumlah kasus dengan rute infeksi yang tidak diketahui meningkat dengan cepat, dan bahwa peningkatan jumlah orang yang terinfeksi di Prefektur Osaka dan Hyogo yang berdekatan tidak akan berhenti. Itulah alasan pengumuman Deklarasi Darurat kali ini," kata dia.
Gubernur Nishiwaki menekankan bahwa tingkat keparahan penyebaran infeksi sangat parah dibandingkan dengan tujuh prefektur yang ditunjuk.
"Kami menyadari bahwa ada risiko bagi penduduk prefektur, dan kami ingin meminta kerja sama mereka lagi untuk melindungi diri kita semua, keluarga kita dan orang-orang yang kita cintai," ujar dia.
Baca: Zodiak Hari Ini: 6 Zodiak Introvert yang Terbiasa Melakukan Social Distancing, Apakah Kamu Termasuk?
Gubernur mengatakan tidak berpikir untuk mengeluarkan deklarasi daruratnya sendiri seperti di Prefektur Aichi.
Perfektur Aichi secara sepihak akan menerbitkan Deklarasi Darurat. Namun Kyoto akan meminta izin pemerintah pusat dulu sebelum mengeluarkan deklarasi darurat. Itulah bedanya.
Menurut Wali Kota Kadokawa, jumlah orang yang terinfeksi di kota ini telah melonjak 3 kali dari semula 53 orang menjadi skeitar 165 orang.
"Sekitar setengah dari rute infeksi belum terungkap. Warga dan kalangan bisnis akan bekerja sama untuk mengatasi krisis ini," ujarnya.
Pada pukul 10 pagi ini sebanyak 165 orang (termasuk 105 di Kyoto) terinfeksi, dan satu kematian dipastikan untuk pertama kalinya pada tanggal 9 April kemarin.
Baca: Pria Tipu 80 Emak-emak Galau, Disetubuhi, Dibius hingga Ambil Barang Korban, Ini Deretan Faktanya!
Dalam seminggu terakhir, jumlah infeksi telah meningkat berkali lipat dibandingkan minggu sebelumnya, dan jumlah orang yang terinfeksi yang jalur penularannya tidak diketahui telah meningkat dari 9 menjadi 30 orang.
Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com