Presiden Turki Erdogan Tolak Pengunduran Diri Menterinya yang Mundur karena Kecewa Lockdown
Presiden Turki, Tayyip Erdogan menolak pengunduran diri menteri dalam negeri Turki pada Minggu (12/4/2020) lalu.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
Pernyataan Soylu ini tepat sebelum perhujung lockdown di akhir pekan di 31 provinsi seluruh Turki.
Termasuk kota terbesar dan pusat komersial Istanbul, rumah bagi 16 juta penduduk.
Pihak oposisi Partai Rakyat Republik (CHP) menilai pengumuman lockdown itu telah merusak upaya menahan wabah Covid-19 di Turki.
"Keputusan yang perlu diambil untuk kesehatan masyarakat menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat karena kurangnya perencanaan," kata juru bicara CHP Faik Oztrak.
"Pengorbanan orang yang mengasingkan diri selama berhari-hari telah sia-sia."
Lebih dari 1.100 orang telah meninggal karena COVID-19 di Turki, mayoritas berasal dari Istanbul.
"Keputusan yang diambil tanpa akal sehat dan kerja sama hanya akan menimbulkan kebingungan dan kepanikan," kata Wali Kota Istanbul, Ekrem Imamoglu.
Baca: Covid-19 di Turki, Soal Ibadah Haji sampai Badan Amal Lindungi Tuna Wisma
Baca: Cara Unik Warga Turki Cegah Sebaran Virus Corona: Pakai Parfum Beralkohol Tinggi
Sebelumnya, pembatasan sosial di akhir pekan diberlakukan untuk orang berusia 20 tahun dan lebih dari 65 tahun agar tinggal di rumah.
Pusat pemerintahan Turki, Ankara juga menghentikan semua penerbangan, membatasi perjalanan domestik, menutup sekolah, bar dan kafe, dan menunda sholat berjamaah.
Tetapi orang-orang masih akan bekerja untuk mempertahankan kegiatan ekonomi.
Sebenarnya Erdogan sudah sekali mencopot jabatan menteri di tengah pendemi Covid-19 ini.
Adalah Menteri Perhubungan Mehmet Cahit Turhan, yang dipecat dari kementerian sekitar dua minggu lalu.
Dia menuai kritik keras karena melakukan tender pembangunan kanal di pinggiran Istanbul, di tengah krisis kesehatan ini.
Menurut catatan Worldometers pada Senin (13/4/2020) ini, Turki memiliki 56.956 kasus infeksi corona.
Sementara itu jumlah kematiannya mencapai 1.198.
Namun sebanyak 3.446 pasien berhasil sembuh.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)