Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pria 48 Tahun yang Sudah Sembuh dari Virus Corona Meninggal Tiba-tiba karena Gagal Napas

Pria 48 Tahun yang Sudah Sembuh dari Virus Corona Tiba-tiba Meninggal Dunia karena Gagal Napas

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
zoom-in Pria 48 Tahun yang Sudah Sembuh dari Virus Corona Meninggal Tiba-tiba karena Gagal Napas
via Daily Mail
Dom Merrix (foto di atas bersama istrinya Sarah dan putrinya Ellie-Mai) meninggal pada hari Kamis (9/4/2020) 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang ayah yang terlihat sehat dan bugar setelah sembuh dari virus corona tiba-tiba meninggal dunia akibat gagal napas, sementara istri dan anaknya hanya bisa melihat saja.

Seperti yang dilansir Daily Mail, Dom Merrix tampaknya sudah sembuh dari Covid-19.

Namun kondisinya memburuk saat pria 48 tahun itu mendadak pingsan pada Kamis (9/4/2020) pagi di rumahnya di Portsmouth, Inggris.

Dom mengisolasi diri sendiri selama lebih dari 2 minggu karena mengalami gejala Covid-19.

Ia tinggal di rumahnya di lantai bawah.

Sementara istri, Sarah (44) dan putrinya, Ellie Mai tinggal di lantai dua.

Baca: Update Angka Kasus Covid-19 di Indonesia Hari Ini: 5.136 Positif Corona, 469 Meninggal, 446 Sembuh

Dom Merrix (foto di atas bersama istrinya Sarah dan putrinya Ellie-Mai)
Dom Merrix (foto di atas bersama istrinya Sarah dan putrinya Ellie-Mai) meninggal pada hari Kamis (9/4/2020)

Di hari kejadian, Dom tiba-tiba mengalami kesulitan bernapas.

Berita Rekomendasi

Sarah langsung memanggil ambulans.

Petugas medis langsung datang dan membawa Dom ke ambulans.

Sayang, Dom mengalami serangan jantung sementara ia masih kesulitan bernapas.

Meski petugas medis mengupayakan berbagai cara, Dom meninggal dunia sebelum sampai ke Rumah Sakit Queen Alexandra.

Baca: China Bangun Rumah Sakit Darurat Baru di Tengah Kekhawatiran Munculnya Gelombang Kedua Virus Corona

Dom telah tinggal di lantai bawah rumahnya
Dom telah tinggal di lantai bawah rumahnya untuk menjauh dari putrinya Ellie-Mae dan istrinya Sarah (Dom dan Ellie-Mai berfoto bersama)

Dom tidak secara resmi didiagnosis Covid-19, tetapi keluarga dan teman-temannya percaya, dia menderita penyakit itu.

Seorang teman dekat dari keluarga itu, Rachel Hibbert memperingatkan siapa pun bisa meninggal dunia karena virus corona.

Rachel Hibbert mendesak orang untuk tetap di dalam rumah saja.

Ia mengatakan, kebanyakan orang berpikir virus corona tidak akan menjangkiti mereka yang masih muda.

"Dom bugar dan masih muda tapi virus itu membunuhnya."

"Virus itu menghancurkan keluarganya dan membuat mereka hancur."

"Virus ini merenggut nyawa orang muda, bugar, sehat, bukan hanya mereka yang memiliki kondisi kesehatan yang mendasar."

"Itu membuatku takut melihat Dom bisa jatuh begitu saja," ujar pria berusia 37 tahun itu.

Dom dan Istrinya
Dom dan Istrinya

Pada pagi hari kematiannya, Dom bangun dan tampak 'normal', kata Rachel.

Berbicara tentang musibah itu atas nama keluarga Dom, Rachel mengatakan, Dom sempat mengirim SMS kepada putrinya untuk membuka jendela karena dia kesulitan bernapas.

Dom juga mengirim SMS kepada istrinya untuk meminta bantuan.

"Sarah turun dan melihat Dom berlutut dan berusaha keras untuk bernapas."

"Ketika paramedis tiba, mereka menempatkannya di troli dan memintanya untuk bersandar tetapi dia tidak bisa melakukannya."

"Begitu saja. Kemudian pintu ambulans ditutup. Mereka tidak melihatnya Dom masih bernyawa."

"Jantungnya berhenti berdetak dan paramedis menghabiskan 20 menit di luar rumah untuk mengembalikan detak jantung Dom."

"Pada saat Dom tiba di rumah sakit, petugas medis tidak dapat menyelamatkannya."

Dom dan putrinya 1
Dom dan putrinya

Dom baru-baru ini kehilangan pekerjaannya di perusahaan energi SSE, di mana ia telah bekerja selama 15 tahun.

Sejak itu, Rachel telah memulai permohonan penggalangan dana untuk membantu keluarga Dom membayar biaya pemakamannya di Portchester Crematorium.

Dalam dua hari, terkumpul 6.000 poundsterling dari hampir 300 orang.

"Sarah dan Ellie-Mai tersentuh atas semua dukungan yang mereka terima," tambah Rachel.

"Mereka sangat emosional."

"Kematian Dom telah meninggalkan lubang besar dalam kehidupan mereka."

"Mereka sekarang dapat memiliki pemakaman yang layak untuk Dom."

"Selain itu, mereka juga memiliki waktu beberapa bulan untuk tidak mengkhawatirkan uang."

Dom, yang merupakan penggemar klub sepak bola Portsmouth dan pemegang tiket musiman jangka panjang, dibuatkan peti mati biru buatan Pompey.

Kepala eksekutif Pompey, Mark Catlin mengaku kaget dengan kematian pelatih sepakbola amatir itu, yang bercita-cita tinggi dan berharap komunitas Blues akan bersatu.

Mark menambahkan:

"Saya terkejut mendengar meninggalnya Dom Merrix minggu lalu."

"Seperti banyak penggemar Pompey, saya tahu Dom telah terinfeksi Covid-19, tetapi mengira ia telah pulih sepenuhnya."

"Baik secara pribadi, dan atas nama keluarga saya dan klub, belasungkawa tulus saya tujukan kepada Sarah dan Ellie-Mai."

"Sayangnya, terlalu banyak keluarga kehilangan orang yang dicintai selama beberapa minggu terakhir."

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

 
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas