China Batalkan Uji Klinis Obat Virus Corona karena Kurang Kandidat yang Cocok
China dikabarkan membatalkan uji klinis untuk wabah virus corona karena kurangnya kandidat yang cocok.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
Lebih jauh, dua obat dari uji klinis yang melibatkan obat antivirus remdesivir, diidentifikasi memiliki potensi untuk melawan virus corona.
Para peneliti di Wuhan telah memulai uji coba obat yang diproduksi oleh perusahaan AS, Gilead.
Awalnya, remdesivir dikenal sebagai pengobatan untuk Ebola.
Uji klinis dilakukan oleh dua kelompok orang, satu dengan gejala ringan hingga sedang.
Kandidat lainnya dengan infeksi virus corona yang lebih serius.
Kedua studi tersebut dimulai pada Februari 2020 kemarin dan dijadwalkan selesai pada 27 April 2020 mendatang.
Tetapi, sesuai dengan status mereka di ClinicalTrial.gov China, pada Rabu (15/4/2020), percobaan dengan gejala sedang telah ditangguhkan.
Sementara itu, percobaan dengan gejala parah telah dibatalkan.
Disebutkan sebelumnya, alasan yang diberikan pihak berwenang yakni, Covid-19 telah terkendali dan sekarang kekurangan subjek atau kandidat uji klinis yang sesuai.
Penelitian yang Melibatkan Pasien dengan Gejala Berat Dihentikan
Lebih jauh, Gilead mengatakan, ia telah diberitahu sebelumnya terkait penelitian ini.
Ia menegaskan, penelitian yang melibatkan pasien dengan gejala berat telah dihentikan karena kekurangan kandidat.
Tetapi, Gilead menerangkan masih ada lima uji klinis lainnya yang sedang berlangsung di AS dan Eropa.
Pada Februari lalu, 12 ahli medis menerbitkan surat terbuka di Chinese Journal of Epidemiologi.